Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the acf domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/xcloud.id/public_html/wp-includes/functions.php on line 6121
Angka DBD RI Ngegas di Awal 2025, Kemenkes Catat 10 Ribu Kasus-48 Kematian – Xcloud.id
Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Angka DBD RI Ngegas di Awal 2025, Kemenkes Catat 10 Ribu Kasus-48 Kematian

Angka DBD RI Ngegas di Awal 2025, Kemenkes Catat 10 Ribu Kasus-48 Kematian

Jakarta

Demam Berdarah Dengue (DBD) kerap menjadi salah satu penyakit yang masih mengancam kesehatan masyarakat, terutama saat musim hujan tiba. Direktur Penyakit Menular Kemenkes dr Ina Agustina Isturini, MKM, melaporkan kasus DBD atau dengue pada tahun 2024 nyaris 250 ribu kasus.

Dari total tersebut, tercatat ada 11 ribu-an kasus kematian. Total kasus tersebut dilaporkan dari 488 kabupaten/kota di 36 provinsi. Sementara pada 2025 hingga 16 Februari, tercatat ada 10.752 kasus dengue atau DBD dengan 48 kematian.

“Jadi dengue merupakan penyakit menular yang keberadaannya itu hampir seluruh kabupaten/kota di Indonesia, bahkan sekitar 93 persen kabupaten/kota itu adalah insiden ratenya tinggi. Seperti hanya 60-an insiden ratenya di bawah standar, di bawah 1 per 100.000,” katanya dalam konferensi pers, Kamis (20/2/2025).

Menurut dr Ina, kasus DBD biasanya akan mengalami kenaikan yang cukup signifikan pada akhir tahun. Puncak kasus, lanjutnya, biasanya terjadi pada awal tahun, seperti Januari, Februari, atau Maret.

Karenanya ia mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap penyakit ini lantaran fatalitasnya cukup tinggi. Tak sedikit pasien yang meninggal akibat telat untuk ditangani lantaran merasa hanya mengalami demam biasa.

“Angka kematian banyak karena satu terlambat dibawa, bisa jadi karena pasien menganggap demam biasa. Bisa jadi petugas kesehatan juga yang tidak aware. Tidak awarenya tidak periksa atau tidak dicurigai dengue, bisa juga tidak dipantau karena kelihatannya pasiennya sehat, akhirnya dipulangkan tetapi tidak dipantau,” sambungnya lagi.

(suc/kna)

Merangkum Semua Peristiwa