Ponorogo (Beritajatim.com) – Dalam 2 minggu terakhir, Satlantas Polres Ponorogo melaksanakan Operasi Zebra Semeru 2024. Dalam minggu pertama operasi, Satlantas Polres menerapkan pendekatan preemtif dan preventif. Dengan pendekatan itu, membuahkan hasil yang positif. Berdasarkan data, jumlah kecelakaan lalu lintas selama operasi ini, mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya.
Kasat Lantas Polres Ponorogo, AKP Bayu Pratama Sudirno mengungkapkan bahwa selain sosialisasi keselamatan pihak kepolisian juga memperketat pencegahan. Memasuki minggu kedua, dilakukan tindakan represif melalui penindakan langsung di lapangan sesuai instruksi dari Korlantas Polri.
“Ada penurunan angka laka lantas di Operasi Zebra Semeru 2024. Tentu hasil ini, tidak lepas dari pendekatan preemtif dan preventif yang diterapkan Satlantas Polres Ponorogo,” kata Bayu, Senin (28/10/2024).
Data laka lantas pada Operasi Zebra Semeru 2023 terdapat 20 kejadian kecelakaan. Dari jumlah itu, ada 36 korban luka ringan, tanpa korban luka berat maupun meninggal dunia. Jumlah laka lantas itu, mengakibatkan kerugian materi sebesar Rp22 juta. Sementara dalam Operasi Zebra Semeru 2024, jumlah kejadian kecelakaan menurun menjadi 18 kasus dengan 27 korban luka ringan, nihil luka berat, satu korban meninggal dunia. Selain itu, kerugian materi sebanyak Rp23 juta.
“Ada penurunan jumlah laka lantas dibandingkan dengan tahun lalu,” katanya.
Data di Satlantas Polres Ponorogo menunjukkan penurunan signifikan dalam pelanggaran lalu lintas. Pada 2023, tercatat 12.113 pelanggar yang mendapat teguran, 489 ditilang manual, dan 1.675 tertangkap ETLE Mobile. Sedangkan pada 2024, terdapat 8.536 pelanggar yang diberi teguran, 731 ditilang manual, dan 507 tertangkap ETLE Mobile.
Bayu menyebutkan bahwa pelanggaran terbanyak dikarenakan pelanggar tidak memiliki SIM. Selain itu, juga pengendara tidak membawa kendaraan yang spesifikasi lengkap. Operasi Zebra Semeru 2024 menjadi bukti nyata komitmen Polres Ponorogo dalam meningkatkan keselamatan berlalu lintas di jalan raya. Harapannya, kegiatan ini mampu menanamkan kesadaran dan disiplin berkendara di tengah masyarakat demi keamanan bersama.
“Pelanggaran yang banyak terjadi adalah pengendara yang tidak memiliki SIM atau membawa kendaraan yang tidak dilengkapi spion standar,” tutup AKP Bayu. [end/but]
