Pendirian RHU di Kalijudan Surabaya Diprotes Warga

Pendirian RHU di Kalijudan Surabaya Diprotes Warga

Surabaya (beritajatim.com) – Warga Kelurahan Kalijudan, Surabaya memprotes pendirian Rekreasi Hiburan Umum [RHU] “Vertigo” di lingkungan mereka karena dianggap mengganggu ketentraman, Jumat (6/12/24) hari ini.

Alasan spesifik warga Kalijudan menolak adalah khawatir apabila angka kriminalitas di lingkungannya meningkat, dampak buruk alkohol bagi anak-anak, serta bisingnya suara musik saat malam hari.

Pada Jumat (6/12) siang hingga sore, perwakilan warga Kalijudan RT 03 RW 05 menggelar mediasi bersama pihak RHU “Vertigo”, pejabat pemerintah Provinsi/Kota, Forkopimcam, di Kantor Kelurahan Kalijudan.

Ketua RW 05, Bakri mengatakan bahwa warganya sangat dirugikan atas hadirnya RHU tersebut. Dia bilang, musik yang disetel kencang ini mengganggu aktivitas warga mengaji; serta tidur warga.

“Peredamnya belum ada sama sekali. Belum ada sosialisasi sejak awal. Warga kebisingan dengan musik Disc Jockey [DJ]. Mulai gak senang karena itu kanan kiri warga ada yang ngajar ngaji,” terang Bakri kepada beritajatim.com, Kamis (6/12) sore.

Bakri menjelaskan, saking geramnya warga yang merasa terganggu ini kemudian sempat menelpon petugas Command Center 112. Namun lagi-lagi tak diindahkan oleh pihak pengelola RHU tersebut.

“Konflik hanya omongan adu mulut, kalau sampai menyentuh fisik tidak. Warga geram mereka [pihak RHU] membuat kronologi fitnah ada warga yang melempari batu ke bangunan RHU,” ujar dia.

Untuk itu, lanjut Bakri, demi ketentraman warga di RW nya. Mediasi kali ini warga Kalijudan meminta agar RHU “Vertigo” tersebut ditutup. Meski hingga saat ini sudah ditutup paksa warga, sejak 1 pekan lalu.

Sementara, Promono, salah seorang warga yang rumahnya berdampingan dengan RHU mengaku sangat terganggu, dengan kerasnya suara musik DJ. Yang berlangsung di jam tidur, pukul 23.00 – 03.00 WIB.

“Jam 6 sore – jam 3 pagi, sesi DJ jam 11 malam. kencang musiknya sampai bergetar di dada. Dan anak anak rewel susah tidur,” ucap Pramono, ayah dua anak tersebut.

Dari situ, Pramono juga menyampaikan perasaan khawatir atas keamanan kedua anaknya. Katanya saat itu ada warga yang mencoba masuk ke RHU dan mendapati ada banyak minuman alkohol dan LC.

“Paling merasa sakit hati itu saat saya mencoba untuk meperingatkan agar suara dikecilkan, saat itu juga Manager Vertigo menjawab mengaku tak bisa berbuat banyak,” imbuh dia.

Lurah Kalijudan, Siti Nur Hanifah setelah mediasi selesai mengungkapkan bahwa belum mendapat titik terang. Namun sesuai kesepakatan bersama, RHU “Vertigo” belum diperbolehkan buka sebelum permasalahan dikeluhkan warga selesai [clear].

“Tadi didalam notulen rapat menyebutkan bahwa sebelum ada penyelesaian. Warga meminta agar [RHU] tidak boleh buka. Kemudian dari hasil mediasi ini akan kita sampaikan ke Pak Walikota,” ucap Lurah Kalijudan, Hanifah. [kun]