Burhanuddin Abdullah Soroti Koperasi Indonesia Masih Jago Kandang – Page 3

Burhanuddin Abdullah Soroti Koperasi Indonesia Masih Jago Kandang – Page 3

Burhanuddin pun menilai ada beberapa tantangan besar yang menghalangi koperasi Indonesia untuk berkembang. Salah satu kendala utama adalah kebijakan pemerintah yang membatasi ruang gerak koperasi.

“Kalau dilhat, tantangan yang dilihat koperasi untuk berkontribusi dalam perekonomian kita kebijakan Pemerintah sendiri yang menghambat koperasi,” ujarnya.

Ia pun membandingkan koperasi di Amerika yang maju, dimana sebuah komunitas atau RW dapat membangun rumah sakit (RS) sendiri sebagai koperasi, sementara di Indonesia hal tersebut tidak memungkinkan karena harus berbentuk perusahaan terbatas (PT).

Hal serupa terjadi pada sektor lain, seperti di bidang perbankan dan perusahaan listrik, yang di negara lain bisa berbentuk koperasi, sementara di Indonesia harus berbentuk PT.

“Di Amerika, sebuah RW bangun Rumah Sakit sendiri boleh. komunitas boleh bangun Rumah Sakit, di kita ga boleh karena harus PT. Bank, di negara lain boleh koperasi, di kita gak boleh harus PT, perusahaan listrik di negara lain boleh koperasi,” ujarnya.

Lebih jauh lagi, ada lebih dari 22 aturan di Indonesia yang membatasi atau bahkan melarang koperasi untuk berkontribusi secara maksimal dalam perekonomian.

Padahal, di negara lain, koperasi telah menjadi alat untuk meratakan pembagian perekonomian dan menciptakan kemakmuran yang lebih adil bagi masyarakat.

“Ada 22 lebih aturan yang tidak membolehkan koperasi masuk. Padahal di negara lain, ini yang dibuat untuk pembagian kue perekonomian lebih merata,” ujarnya.