Malang (beritajatim.com) – Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, menegaskan bahwa Indonesia akan menghentikan impor gula mulai tahun 2025. Hal ini disampaikan Zulkifli saat meninjau ladang tebu di Desa Putat Lor, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, Kamis (19/12/2024).
Keputusan ini, menurut Zulkifli, didasarkan pada potensi besar produksi tebu di dalam negeri. Ia menegaskan langkah tersebut sejalan dengan instruksi Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, untuk mencapai swasembada pangan dan memenuhi kebutuhan pangan nasional.
Zulkifli Hasan, yang akrab disapa Zulhas, optimis Indonesia mampu meningkatkan produksi gula nasional. Saat ini, produksi gula mencapai 2,4 juta ton per tahun, sementara kebutuhan nasional berada di angka 3,1 juta ton. Tahun depan, produksi diproyeksikan meningkat menjadi 2,6 hingga 2,7 juta ton.
“Kurang 500 ribu ton, tapi saya yakin bisa kita penuhi tanpa impor. Kita hanya perlu merawat kebun yang ada,” ujar Zulhas.
Ia juga menambahkan bahwa stok gula nasional tahun ini cukup untuk mendukung langkah tersebut. Pemerintah berencana membuka lahan tebu baru sebagai salah satu strategi untuk menggenjot produksi gula dalam negeri.
Menurut Zulhas, semangat petani tebu menjadi modal utama dalam mencapai swasembada gula. Pemerintah pun berkomitmen memperbaiki infrastruktur pertanian, seperti irigasi dan penyediaan alat pertanian modern, guna meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil panen.
“Lihat saja di Malang ini, halaman rumah pun ditanami tebu. Rakyat kita pekerja keras, asal diberi dukungan agar tidak rugi saat menanam,” imbuhnya.
Selain gula, Zulkifli juga menyebutkan bahwa tahun depan Indonesia menargetkan penghentian impor jagung untuk konsumsi, beras, dan barang lainnya. Langkah ini diharapkan memperkuat ketahanan pangan nasional serta memberikan manfaat ekonomi bagi petani lokal. [yog/beq]
