Kisah Devin Anak 6 Tahun di Bogor Idap Kanker Darah, Ini Gejala Awalnya

Kisah Devin Anak 6 Tahun di Bogor Idap Kanker Darah, Ini Gejala Awalnya

Jakarta – Berjuang melawan kanker darah di usia 6 tahun, itulah yang dialami Devin Nur Faeyza. Kisahnya viral di media sosial TikTok.

Sejumlah warganet ikut mendoakan kesembuhan Devin yang kini baru menyelesaikan 12 kemoterapi, dari total target 127 kemoterapi. Devin menjalani perawatan di RSUP Fatmawati.

Orangtua Devin, Siti Rukmana (28), bercerita gejala awal yang dialami anaknya semula hanyalah demam tinggi. Sayangnya, keluhan tersebut tak kunjung membaik sampai akhirnya muncul banyak memar di banyak bagian tubuh.

Sempat dibawa ke klinik terdekat, demam Devin tidak kunjung menurun. Siti bersama suami kemudian berinisiatif untuk membawa Devin ke rumah sakit tipe C, di RS Citama.

Dokter kemudian menemukan kadar hemoglobin Devin tidak normal. Walhasil, Devin langsung dirujuk ke rumah sakit umum daerah (RSUD) Cibinong untuk melakukan perawatan insentif dan dirawat di ICU/PICU.

“Selama seminggu di sana ditransfusi darah merah, setelah HB naik ke angka 7, baru dirujuk ke RSUP Fatmawati untuk pemeriksaan sumsum tulang belakang,” cerita Siti kepada detikcom, Rabu (29/1/2024).

Tujuan pemeriksaan sumsum tulang belakang adalah untuk mengetahui kondisi sumsum tulang, dalam memproduksi sel darah.

“Di situ kemudian diagnosis Devin diketahui mengidap leukemia akut atau kanker darah. Saat ini Devin fokus menjalani kemoterapi dan sering ditunda kemoterapinya karena leukositnya rendah, efek obat kemoterapi juga keras, rambut Devin rontok, mual, kadang perdarahan di kencingnya, sempat dehidrasi parah,” tutur Siti.

Apa Pemicunya?

Siti menyebut ada banyak faktor yang melatarbelakangi Devin terkena kanker darah. Diklaim bukan terkait genetik, munculnya mutasi genetik hingga faktor lingkungan juga pola hidup dan makan, diyakini lebih berperan menjadi pemicu berkembangnya sel kanker.

“Kalau keturunan Devin itu nggak ada keturunan, waktu sehat memang Devin suka jajan-jajan sama kadang suka makanan instan seperti junkfood,” terang Siti.

Terpisah, dokter yang menangani Devin, dr Tumpal Yansen Sihombing, SpA, menjelaskan dengan tambahan zat kimia memang menjadi salah satu dari banyak faktor kanker darah. dr Tumpal menyarankan untuk memperhatikan makanan, dengan sebisa mungkin menghindari kandungan tambahan pengawet, pewarna, maupun zat kimia lain.

“Leukemia adalah suatu penyakit yang timbul akibat beragam faktor, yang tersering adalah akibat gangguan genetik dan faktor-faktor lingkungan. Jadi kita sebagai manusia bisa mengurangi intervensi atau pengaruh dari lingkungan yang tidak baik,” beber dr Tumpal.

“Salah satu contoh adalah memakan makanan tanpa zat kimia, jadi saya sarankan adalah untuk mengonsumsi makanan alami yang dibuat sendiri oleh keluarga, mengurangi jajan makanan yang tidak baik,” lanjut dr Tumpal.

Kini, Devin terpaksa menunda aktivitas sekolah demi fokus dalam penyembuhan. Ia juga harus tinggal jauh dari rumahnya, yakni di rumah singgah dekat RS. Siti berharap, proses pengobatan Devin berjalan lancar dan bisa kembali normal seperti anak-anak seusianya.

(naf/naf)