Ngaku Istri TNI, Perempuan Surabaya Dilaporkan Penipuan Penerimaan Bintara Polri

Ngaku Istri TNI, Perempuan Surabaya Dilaporkan Penipuan Penerimaan Bintara Polri

Surabaya (beritajatim.com) – Adelina Ika Susanti warga Jalan Tanjung Redep, Krembangan, Surabaya dilaporkan ke Polrestabes Surabaya atas dugaan penipuan berkedok joki penerimaan Bintara Polri. Agar korban yakin, Adelina Ika Susanti mengaku sebagai istri anggota TNI.

Nurul Latifah, ibu kandung korban menceritakan aksi dugaan penipuan yang dilakukan Adelina Ika Susanti bermula dari keinginan putrinya berinisial ED (21) untuk menjadi polisi atau tentara. ED lantas tidak sengaja bertemu dengan terlapor Adelina pada pertengahan 2023 di sekitar Lantamal V Surabaya.

Seiring berjalannya waktu, Adelina mengaku sebagai istri seorang anggota TNI. Ia pun menceritakan bisa membuat ED menjadi tentara dengan jalur khusus namun harus membayar. Padahal, penerimaan anggota TNI tidak dipungut biaya. “Anak saya sempat menolak. Karena dia juga tidak yakin,” kata Nurul, Selasa (17/12/2024).

ED lantas mendaftar rekrutmen penerimaan Bintara Polri. Mengetahui ED mengikuti rekrutmen penerimaan Bintara Polri, Adelina kembali meyakinkan bisa membantu penerimaan ED lebih mulus. Terlapor juga berani meyakinkan Nurul Latifah. Sejumlah pertemuan pun terjadi beberapa kali. “Putri saya sering ketemu Adelina, rumahnya pun tahu. Di rumahnya juga terpampang foto pelaku bersama suaminya yang memakai baju anggota,” jelas Nurul.

Setelah sekian pertemuan, ED dan Nurul akhirnya luluh. Nurul mengakui dirinya terlena dan terbujuk oleh Adelina. Nurul pertama kali memberikan uang Rp 24 juta sebagai biaya latihan di Malang. Transaksi itu kemudian terus berlanjut ke transaksi lainnya dengan berbagai motif.

“Bilangnya sudah diplotkan, namun anak saya harus menjalani pelatihan supaya proses seleksi nanti lancar. Akhirnya setelah memberikan uang Rp24 juta itu, anak saya berangkat ke Malang di daerah Rampal untuk menjalani pelatihan,” beber Nurul.

Nurul mengaku dilema dengan posisi putrinya yang kepalang nyemplung. Sebab, ED di Malang benar-benar menjalani pelatihan selama 6 bulan. Tidurnya di sebuah kos. Latihannya di Rampal, namun khusus Angkatan Darat. Adelina yang menyiapkan hampir seluruh kebutuhan putrinya itu.

Selama masa pelatihan ED, Nurul masih sering bertemu Adelina di Surabaya. Juga masih sering melakukan transfer sesuai permintaan Adelina. Sebulan bisa 4 kali transfer. Totalnya mencapai Rp. 650 juta selama 12 bulan.

“Uang yang diminta katanya digunakan untuk melobi oknum-oknum petinggi, kenalan suaminya, supaya posisi anak saya tidak tergeser. Saat itu, anak saya sudah menjalani pelatihan di Malang,” jelas Nurul.

Gelagat aneh kemudian muncul pada Agustus 2024. Adelina mendadak sulit ditemui dan dihubungi. Ia juga mulai berkilah ketika ditanya tentang nasib ED. Selang beberapa lama, Adelina tiba-tiba menghilang. Nomornya tidak bisa dihubungi.

“Awalnya tidak ada niat untuk masuk lewat jalur seperti itu, saya juga ragu. Tetapi pelaku ini seperti menghipnotis saya, terus berusaha merayu dan meyakinkan, sehingga kita percaya,” ungkap Nurul.

Kini, Nurul dan keluarganya berharap pelaku cepat ditangkap. Pihaknya sudah melaporkan kejadian penipuan ini ke Polrestabes Surabaya dengan nomor LP/B/905/IX/2024/SPKT Polrestabes Surabaya/Polda Jawa Timur pada Selasa, 24 September 2024.

Sementara itu, Kasi Humas Polrestabes Surabaya AKP Rina Shanty Nainggolan membenarkan adanya laporan tersebut. Saat ini, pihaknya masih melakukan penyelidikan secara mendalam dengan memanggil terlapor, pelapor maupun saksi-saksi. “Iya, memang benar ada laporan tersebut. Masih lidik,” tuturnya. (ang/kun)