Jakarta, Beritasatu.com – Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia menyampaikan empat masalah dalam program kerja pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
“Persoalan itu terkait kedaulatan pangan, kedaulatan energi, makan bergizi gratis, dan hilirisasi,” ungkap Bahlil saat hadir pada perayaan hari ulang tahun (HUT) ke-65 Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR), organisasi masyarakat (ormas) pendiri Partai Golkar, Sabtu (18/1/2025).
Dua dari empat program kerja utama yang menjadi tanggung jawab kader Partai Golkar untuk diselesaikan, yakni kedaulatan energi dan hilirisasi.
Bahlil menyampaikan program Prabowo-Gibran itu mesti diutamakan agar negara dapat mewujudkan pendapatan per kapita mencapai US$ 9.000-10.000 pada 2030. Jika tidak, katanya, daya ungkit pertumbuhan ekonomi bakal terganggu.
“Hilirisasi menurut saya adalah jalan yang harus dilakukan selain makanan bergizi,” tambahnya terkait program Prabowo-Gibran.
Dia mengigatkan peristiwa anjloknya ekonomi pada 1999 harus menjadi hal yang harus dihindari. Dia menyatakan saat itu inflasi menyentuh 88% dengan cadangan devisa hanya US$ 17 miliar.
“Pertumbuhan ekonomi kita sangat rendah sekali. Namun, apa yang waktu itu terjadi yang menjaga benteng pertahanan ekonomi nasional kita yaitu UMKM,” ujarnya.
Namun, papar Bahlil, jika hanya mengandalkan UMKM dalam mendorong pertumbuhan dan meningkatkan pendapatan per kapita itu membutuhkan waktu yang panjang.
“Karena memang GDP kita 61% kontribusinya dari UMKM. Jumlah unit usahanya 99,3% dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan kurang lebih sekitar 120 juta dari total angkatan kerja 130 juta,” tuturnya.
“Bapak Ibu semua inilah yang menjadi potret yang harus kita jawab bersama-sama,” terangnya.
Oleh karenanya, Bahlil menyatakan harus ada peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional. Dia menyatakan ke depan akan ada 28 proyek hilirisasi yang dilakukan di hampir semua wilayah di Indonesia, dengan investasi kurang lebih sekitar US$ 618 miliar.
“Ini yang akan menjadi program kerja untuk kita dorong,” imbuhnya.
Terkait kedaulatan energi, Bahlil mengaku telah berbicara soal lifting (produksi minyak) bersama Presiden Prabowo di Hambalang. Dia berbincang soal lifting yang saat ini tengah turun. Bahkan katanya dalam dua bulan terakhir menurun ke 600.000 barel per hari dan kini menjadi 590.000 barel per hari.
“Konsumsi kita sekarang kurang lebih sekitar 1.600.000 barel per hari. Jadi kita impor itu kurang lebih sekitar 1.000.000 barel per hari. Sekitar Rp 500 triliun devisa kita hilang per tahun untuk membeli minyak,” jelasnya.
Hal inilah yang menyebabkan nilai tukar rupiah melemah kepada dolar. Oleh karenanya dia menargetkan pada 2028-2028 lifting kita harus mencapai 1.000.000 barel per hari. Agar kita mampu untuk tidak melakukan impor minyak lagi pada 2029,” tandasnya terkait salah satu program kerja Prabowo-Gibran.
