Pasuruan (beritajatim.com) – Perkara Kopi Kapiten Pasuruan berlanjut dengan berlangsungnya pansus pertama kali. Dalam pansus kopi kapiten kali ini menghadirkan dua dinas, yakni Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian dan Dinas Perindustrian Perdagangan.
Pansus yang berlangsung selama kurang lebih dua setengah jam ini berlangsung sedikit alot. Pasalnya setiap masing-masing fraksi memberikan pertanyaan kepada kedua kepala dinas.
Menurut ketua pansus kopi kapiten, Najib, pelaksanaan pansus ini untuk mengetahui latar belakang kopi kapiten. Terbukti dalam pansus ini, kopi kapiten sejak tahun 2015 hingga 2023 mendapat anggaran sebanyak Rp10 miliar.
“Kali ini kami melakukan pansus kopi kapiten untuk mengetahui latar belakang kapiten ini apa. Sehingga nanti kami melakukan kroscek dengan data yang sudah kami himpun barusan,” jelas Najib, Senin (18/3/2024).
Sementara itu, dari Fraksi Gerindra, Kasiman mengatakan bahwa anggaran sebanyak Rp10 miliar tersebut tidak langsung kepada petani. Melainkan kepada lembaga swasta, yakni Asosiasi Petani Kopi Indonesia (APEKI).
Kasiman mengatakan bahwa kali ini Pemda Pasuruan tertipu dengan kopi kapiten. “Kenapa kopi ini dianggarkan lebih banyak dari produk lainnya, apa perkara logo yang ada gambarnya mantan bupati,” tanya Kasiman.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Lilik Widji Astuti mengatakan bahwa pihaknya tak hanya menganggarkan untuk para petani kopi. Bahkan anggaran sebanyak Rp10 miliar tersebut diberikan kepada 8 kecamatan yang memiliki potensi kopi.
Lilik juga menjelaskan sebanyak 163 kelompok tani dari 8 kecamatan di Kabupaten Pasuruan memiliki brand sendiri-sendiri. Namun tetap di atas brand kelompok tani tersebut di atasnya masih ada logo kopi kapiten.
“Kopi kapiten ini merupakan produk kopi asli dari Pasuruan. Kami juga memiliki 163 kelompok tani yang ada di Kabupaten Pasuruan,” jelasnya singkat. [ada/suf]