Jakarta, CNBC Indonesia – Kabar serangan ransomware terhadap sistem teknologi informasi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) tidak terbukti kebenarannya atau hanya hoaks belaka.
Hal ini pun diyakini betul oleh Konsultan Keamanan Siber, Teguh Aprianto. Menurutnya, data yang disampaikan Kelompok Bashe Ransomware tersebut tidak meyakinkan.
“Karena data yang dilampirkan tidak cukup meyakinkan, akhirnya memilih untuk nggak publish apapun terkait insiden ini. Lalu, benar nggak sih BRI jadi korban ransomware,” kata Teguh dalam akun X @secgron dikutip, Rabu, (25/12/2024).
Teguh pun akhirnya menanti Bashe Ransomware untuk merilis sampel data BRI setelah mengklaim berhasil melakukkan serangan tersebut. Di mana Bashe Ransomware saat itu memberi waktu hingga 24 Desember 2024 untuk membocorkan data nasabah BRI.
“Isi datanya Cuma 1 file excel yang isinya Cuma 100 row data yang match dengan salah satu dokumen di scribd dan pdfcoffee. Mari tepuk tangan untuk Bashe, group ransomware terkocak sepanjang masa,” sindir Teguh.
Di sisi lain, BRI juga telah memastikan keamanan data nasabah hingga saat ini terjaga serta sistem dan transaksi berjalan normal.
Hal tersebut disampaikan Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI, Arga M. Nugraha menanggapi informasi yang beredar perihal serangan Bashe Ransomware terhadap BRI.
“BRI telah melakukan asesmen mendalam dan tidak menemukan adanya ancaman ransomware terhadap sistem kami. Asesmen lebih lanjut juga menunjukan bahwa data yang dipublikasikan bukanlah data keluaran dari sistem BRI,” jelasnya dalam akun resmi Instagram perusahaan.
Ia pun memastikan bahwa sistem keamanan teknologi informasi yang dimiliki BRI telah memenuhi standar internasional dan terus diperbarui secara berkala untuk menghadapi berbagai potensi ancaman.
Selain itu langkah-langkah proaktif terus dilakukan BRI untuk memastikan bahwa informasi nasabah tetap terlindungi.
“Nasabah tetap dapat menggunakan seluruh sistem layanan perbankan BRI, termasuk layanan perbankan digital seperti BRImo, QLola, ATM/CRM, dan layanan BRI lainnya seperti biasa dengan keamanan data yang terjaga,” jelasnya.
Pernyataan BRI ini juga dipertegas oleh Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid belum lama ini.
Meutya menyampaikan bahwa pihaknya telah berkordinasi dengan Badan Siber dan Sandi Nasional (BSSN) dan mendapatkan tidak ada serangan yang menyasar sektor perbankan.
“Sejauh ini kami telah berkordinasi dengan BSSN dan tidak menemukan peretasan,” katanya dalam acara level Level UP UMKM bersama Menkomdigi beberapa waktu lalu.
Ia pun mengimbau agar masyarakat tidak mudah termakan berita yang tersebar di media sosial. Apalagi dari akun media sosial yang tidak jelas asal usulnya. Selain media sosial, Meutya juga meminta masyarakat agar melihat pemberitaan dari media massa yang memang kredibel dan terdaftar.
(dpu/dpu)