Haul Ke-15 Gus Dur, Refleksi Pembelaan yang Lemah dan Terpinggirkan
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Pondok Pesantren Ciganjur, Jakarta Selatan, menggelar Haul ke-15 Kyai
Abdurrahman Wahid
atau
Gus Dur
pada Sabtu (21/12/2024). Acara tersebut mengangkat tema “Menajamkan Nurani, Membela yang Lemah.”
Putri Gus Dur,
Yenny Wahid
, menjelaskan bahwa tema tersebut mencerminkan pesan utama Gus Dur, yakni pembelaan terhadap kaum lemah dan penajaman nurani dalam menghadapi berbagai persoalan sosial.
“Pembelaan terhadap mereka yang lemah lalu juga penajaman nurani kita ini juga sebetulnya adalah sebuah pesan yang ingin kita sampaikan,” kata Yenny dalam keterangan pers, Sabtu.
Dalam kesempatan itu, Yenny menyoroti maraknya kasus pelanggaran hak asasi manusia di masyarakat, termasuk tindakan intimidasi dan kekerasan oleh aparat penegak hukum.
“Mengingat pada saat ini kita melihat masih banyak sekali terjadi masalah-masalah di masyarakat dan kita melihat bagaimana rakyat kecil, justru sendirian, banyak sekali terjadi tindakan intimidasi, penganiayaan, bahkan
extrajudicial killing
yang dilakukan oleh aparat kepolisian, misalnya,” ujar Yenny.
Yenny mengutip data Amnesty International Indonesia yang mencatat 116 kasus penganiayaan oleh aparat kepolisian.
“Hal-hal semacam ini tentu menjadi perhatian kita semua, dan kita memberikan penekanan bahwa hal-hal semacam ini tidak boleh diterima,” tegasnya.
Haul Gus Dur
diisi dengan berbagai kegiatan seperti pembacaan tahlil, yasin, sholawatan, tausiyah, dan sambutan dari sahabat-sahabat Gus Dur.
Beberapa tokoh yang akan hadir adalah Menteri Agama RI Nasaruddin Umar, Kyai Zulfa Mustafa dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, serta Gubernur DKI Jakarta terpilih, Pramono Anung.
“Lalu untuk tokoh-tokoh politik yang hadir salah satunya Gubernur DKI yang baru terpilih Mas Pramono Anung, juga beberapa menteri yang akan hadir,” tambah Yenny.
Yenny juga menegaskan bahwa semangat inklusivitas Gus Dur selalu menjadi inti dari Haul ini, yang terbuka untuk semua kalangan, termasuk masyarakat non-Muslim.
“Gus Dur adalah titik temu dan ruang perjumpaan dari seluruh golongan masyarakat,” katanya.
“Inilah semangat yang ingin selalu kita usung, karena di sini tidak hanya untuk satu kalangan saja, tetapi untuk semua kalangan,” ujar Yenny.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.