Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Tionghoa Asal Jawa yang Pernah ke Jepang dan Korea Abad Pertengahan

Tionghoa Asal Jawa yang Pernah ke Jepang dan Korea Abad Pertengahan

Jakarta: Pada peringatan Hari Migran Internasional yang jatuh pada 18 Desember, kita diingatkan akan kontribusi besar para migran dalam membangun hubungan antarbangsa. Salah satu figur penting dalam sejarah Nusantara yang menunjukkan peran ini adalah Chen Yan Xiang.

Berasal dari keluarga Tionghoa yang bermukim di pesisir utara Jawa pada era Kerajaan Majapahit, Chen Yan Xiang menorehkan jejak sebagai pedagang, diplomat, dan imigran yang menghubungkan Nusantara dengan Asia Timur, khususnya Jepang dan Korea.
 
Latar Belakang
Chen Yan Xiang, yang juga dikenal dengan nama Jin Eon Sang di Korea, adalah seorang Tionghoa yang menetap di Jawa di masa kejayaan kerajaan Majapahit.

Seperti banyak diaspora Tionghoa lainnya, keluarganya memilih menetap di Jawa akibat larangan perdagangan maritim oleh Dinasti Ming.

Ia menjadi pedagang sukses yang memperdagangkan berbagai barang mewah seperti kayu gaharu, lada hitam, dan kamper dari Nusantara ke berbagai negara di Asia Timur, seperti Jepang dan Korea.

Dia juga dipercaya pernah mengunjungi Thailand atau yang dikenal dengan Kerajaan Siam kala itu. Dia mengunjungi negara-negara ini setidaknya dua kali dalam hidupnya.

Selain itu, ia juga dipercaya sebagai seorang diplomat yang diutus oleh raja Jawa untuk menjalin hubungan ke kerajaan Joseon.
 
Perjalanan ke Korea
Dalam catatan Veritable Records of Joseon Dynasty, Chen Yan Xiang pertama kali tiba di Semenanjung Korea pada 2 September 1394, pada masa pemerintahan Raja Taejo. Ia mendapat gelar Asisten Direktur di Kantor Astronomi dan Geomansi.

Perannya tidak hanya sebagai diplomat, tetapi juga sebagai ahli navigasi dan geografi yang diakui oleh kerajaan setempat.

Namun, perjalanannya tidak selalu mulus. Pada tahun 1406, saat dalam perjalanan ke Korea, kapal yang membawa Chen Yan Xiang diserang oleh bajak laut Jepang (Wokou).

Dari 60 orang di kapal, 21 tewas dan sisanya ditangkap. Meski kehilangan sebagian besar muatan, ia berhasil melanjutkan misinya dan melapor kepada Raja Taejong.
 
Hubungan dengan Jepang
Selain ke Korea, Chen Yan Xiang juga memiliki hubungan erat dengan Jepang. Ia pernah tinggal di Hakata, sebuah kota pelabuhan penting di Jepang, untuk berdagang dan memperbaiki kapal.

Hakata menjadi tempat transit strategis bagi Chen sebelum melanjutkan perjalanan ke Korea atau kembali ke Jawa.

Dalam salah satu perjalanannya, Chen juga menjadi korban bajak laut Jepang namun berhasil diselamatkan oleh Shogun Ashikaga Yoshimochi.
 
Kontribusi Budaya dan Diplomasi
Chen Yan Xiang tidak hanya berperan sebagai pedagang dan diplomat, tetapi juga sebagai penghubung budaya. Interaksinya dengan Korea dan Jepang membawa pengaruh pada bahasa, seni, dan tradisi di kedua belah pihak.

Misalnya, beberapa kata dalam dialek Jawa Timur memiliki kemiripan dengan dialek Busan dan Jeolla di Korea, yang menunjukkan adanya transfer budaya pada masa itu.

Selain itu, ia juga berkontribusi dalam memperkenalkan hasil bumi Nusantara, seperti lada hitam dan kayu gaharu, yang menjadi komoditas berharga di Asia Timur.
 
Akhir Kisah
Catatan terakhir tentang Chen Yan Xiang ditemukan pada 3 Juli 1412, saat ia meminta perlindungan dari Kerajaan Joseon untuk kembali ke Jawa.

Meski permintaannya tidak sepenuhnya dikabulkan, ia akhirnya kembali dengan kapal yang disediakan oleh istana. Setelah itu, jejaknya tidak lagi ditemukan dalam sejarah.

Chen Yan Xiang adalah contoh nyata bagaimana orang Nusantara pada masa lalu mampu menjalin hubungan internasional yang kompleks dan membawa pengaruh besar di luar negeri.

Sebagai pedagang, diplomat, dan imigran, ia memainkan peran penting dalam menghubungkan budaya dan ekonomi antara Nusantara, Korea, dan Jepang.

Sosoknya mengingatkan kita akan pentingnya menjalin hubungan antarbangsa dan menjaga warisan budaya yang telah dibangun oleh generasi sebelumnya.

Baca Juga:
Hari Migran Internasional: Sejarah dan Tema 2024

Jakarta: Pada peringatan Hari Migran Internasional yang jatuh pada 18 Desember, kita diingatkan akan kontribusi besar para migran dalam membangun hubungan antarbangsa. Salah satu figur penting dalam sejarah Nusantara yang menunjukkan peran ini adalah Chen Yan Xiang.
 
Berasal dari keluarga Tionghoa yang bermukim di pesisir utara Jawa pada era Kerajaan Majapahit, Chen Yan Xiang menorehkan jejak sebagai pedagang, diplomat, dan imigran yang menghubungkan Nusantara dengan Asia Timur, khususnya Jepang dan Korea.
 
Latar Belakang
Chen Yan Xiang, yang juga dikenal dengan nama Jin Eon Sang di Korea, adalah seorang Tionghoa yang menetap di Jawa di masa kejayaan kerajaan Majapahit.
 
Seperti banyak diaspora Tionghoa lainnya, keluarganya memilih menetap di Jawa akibat larangan perdagangan maritim oleh Dinasti Ming.
Ia menjadi pedagang sukses yang memperdagangkan berbagai barang mewah seperti kayu gaharu, lada hitam, dan kamper dari Nusantara ke berbagai negara di Asia Timur, seperti Jepang dan Korea.
 
Dia juga dipercaya pernah mengunjungi Thailand atau yang dikenal dengan Kerajaan Siam kala itu. Dia mengunjungi negara-negara ini setidaknya dua kali dalam hidupnya.
 
Selain itu, ia juga dipercaya sebagai seorang diplomat yang diutus oleh raja Jawa untuk menjalin hubungan ke kerajaan Joseon.
 
Perjalanan ke Korea
Dalam catatan Veritable Records of Joseon Dynasty, Chen Yan Xiang pertama kali tiba di Semenanjung Korea pada 2 September 1394, pada masa pemerintahan Raja Taejo. Ia mendapat gelar Asisten Direktur di Kantor Astronomi dan Geomansi.
 
Perannya tidak hanya sebagai diplomat, tetapi juga sebagai ahli navigasi dan geografi yang diakui oleh kerajaan setempat.
 
Namun, perjalanannya tidak selalu mulus. Pada tahun 1406, saat dalam perjalanan ke Korea, kapal yang membawa Chen Yan Xiang diserang oleh bajak laut Jepang (Wokou).
 
Dari 60 orang di kapal, 21 tewas dan sisanya ditangkap. Meski kehilangan sebagian besar muatan, ia berhasil melanjutkan misinya dan melapor kepada Raja Taejong.
 
Hubungan dengan Jepang
Selain ke Korea, Chen Yan Xiang juga memiliki hubungan erat dengan Jepang. Ia pernah tinggal di Hakata, sebuah kota pelabuhan penting di Jepang, untuk berdagang dan memperbaiki kapal.
 
Hakata menjadi tempat transit strategis bagi Chen sebelum melanjutkan perjalanan ke Korea atau kembali ke Jawa.
 
Dalam salah satu perjalanannya, Chen juga menjadi korban bajak laut Jepang namun berhasil diselamatkan oleh Shogun Ashikaga Yoshimochi.
 
Kontribusi Budaya dan Diplomasi
Chen Yan Xiang tidak hanya berperan sebagai pedagang dan diplomat, tetapi juga sebagai penghubung budaya. Interaksinya dengan Korea dan Jepang membawa pengaruh pada bahasa, seni, dan tradisi di kedua belah pihak.
 
Misalnya, beberapa kata dalam dialek Jawa Timur memiliki kemiripan dengan dialek Busan dan Jeolla di Korea, yang menunjukkan adanya transfer budaya pada masa itu.
 
Selain itu, ia juga berkontribusi dalam memperkenalkan hasil bumi Nusantara, seperti lada hitam dan kayu gaharu, yang menjadi komoditas berharga di Asia Timur.
 
Akhir Kisah
Catatan terakhir tentang Chen Yan Xiang ditemukan pada 3 Juli 1412, saat ia meminta perlindungan dari Kerajaan Joseon untuk kembali ke Jawa.
 
Meski permintaannya tidak sepenuhnya dikabulkan, ia akhirnya kembali dengan kapal yang disediakan oleh istana. Setelah itu, jejaknya tidak lagi ditemukan dalam sejarah.
 
Chen Yan Xiang adalah contoh nyata bagaimana orang Nusantara pada masa lalu mampu menjalin hubungan internasional yang kompleks dan membawa pengaruh besar di luar negeri.
 
Sebagai pedagang, diplomat, dan imigran, ia memainkan peran penting dalam menghubungkan budaya dan ekonomi antara Nusantara, Korea, dan Jepang.
 
Sosoknya mengingatkan kita akan pentingnya menjalin hubungan antarbangsa dan menjaga warisan budaya yang telah dibangun oleh generasi sebelumnya.
 
Baca Juga:
Hari Migran Internasional: Sejarah dan Tema 2024
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

(WAN)