Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Waspadai Penyebaran ASF di RI, Warga Jangan Buang Bangkai Babi ke Sungai!

Waspadai Penyebaran ASF di RI, Warga Jangan Buang Bangkai Babi ke Sungai!

Jakarta

Badan Karantina Indonesia (Barantin) mengungkap 32 provinsi di Indonesia melaporkan adanya wabah demam babi afrika atau African Swine Fever (ASF). Penyebarannya dikhawatirkan meluas sebab penyakit ini belum ada vaksinnya.

Penerapan biosekuriti yang ketat dengan menyemprotkan disinfektan ke kandang-kandang menjadi salah satu upaya menekan penyebaran ASF.

“Selain biosekuriti, tentunya peran masyarakat juga sangat penting untuk menekan penyebaran ASF ini. Misalnya tidak membuang bangkai babi yang positif ASF ke sungai. Justru hal demikian dapat turut menyebarkan. Jadi harus dibakar dalam insinerator,” kata Kepala Barantin Sahat Manaor Panggabean dalam keterangannya, Senin (16/12/2024).

Virus ASF diketahui dapat bertahan beberapa bulan di kandang, 140 hari di produk olahan, dan 18 bulan di karkas. Juga dapat menyebar terbawa oleh manusia yang berasal dari kandang yang terjangkit positif ASF.

Sahat mengatakan pihaknya juga akan memperketat pengawasan orang, lalu lintas ternak, serta alat angkut di tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan. Tindakan karantina hewan dan biosekuriti di instalasi karantina hewan juga akan dilakukan untuk menekan penyebaran penyakit tersebut.

Barantin akan melakukan respons cepat terhadap wabah ASF, yang meliputi pengujian, pelarangan, dan pemusnahan babi yang terinfeksi. Barantin juga akan berperan dalam pengawasan lalu lintas babi dan produk babi antarpulau, disinfeksi dan dekontaminasi di tempat pemasukan dan pengeluaran, serta alat angkut yang digunakan.

“Pemerintah daerah juga diimbau untuk aktif berkoordinasi dengan kami. Barantin siap selama 24 jam, kami ada di setiap provinsi. Kami siap memberikan pendampingan,” tegas Sahat.

(naf/naf)