Jakarta: Jengkol adalah makanan tradisional yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Kuliner olahan jengkol juga populer di banyak daerah di Indonesia. Namun, di balik popularitasnya, jengkol menyimpan risiko kesehatan yang tak boleh diabaikan.
Mengkonsumsi jengkol secara berlebihan atau tanpa pengolahan yang tepat dapat menyebabkan kondisi yang disebut keracunan jengkol atau kejengkolan. Gejalanya bisa mulai terasa hanya dalam hitungan jam, mulai dari nyeri perut hebat hingga sulit buang air kecil.
Tak hanya mengganggu aktivitas sehari-hari, kondisi ini bahkan dapat berkembang menjadi masalah kesehatan serius, seperti gagal ginjal akut, jika tidak ditangani dengan baik.
Melansir dari Alodokter, berikut ini gejala keracunan jengkol dan cara mengatasinya.
Gejala Keracunan Jengkol
1. Nyeri di perut atau panggul
Kristal asam jengkolat yang terbentuk di ginjal atau saluran kemih dapat menyebabkan nyeri hebat di perut bagian bawah atau panggul. Rasa sakit ini sering digambarkan seperti ditusuk atau melilit, sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari.
2. Mual dan muntah
Keracunan jengkol sering disertai mual dan muntah sebagai reaksi tubuh terhadap nyeri yang parah di area perut. Jika mengalami gejala ini, hentikan konsumsi jengkol.
3. Nyeri saat buang air kecil
Gejala lain yang sering terjadi adalah anyang-anyangan atau rasa nyeri ketika buang air kecil. Ini biasanya terjadi karena saluran kemih teriritasi oleh kristal asam jengkolat.
4. Urine berdarah
Keracunan jengkol juga dapat menyebabkan hematuria, yaitu urine bercampur darah. Hal ini disebabkan oleh kerusakan pada ginjal yang mengganggu proses penyaringan darah.
5. Sulit buang air kecil
Kristal asam jengkolat dapat menghambat saluran kemih, membuat proses buang air kecil menjadi sulit. Dalam beberapa kasus, volume urine yang keluar bisa sangat sedikit atau bahkan tidak keluar sama sekali.
Cara mencegah dan mengatasi keracunan jengkol
Jika mengalami gejala keracunan jengkol, langkah pertama yang bisa dilakukan adalah memperbanyak minum air putih. Ini bertujuan untuk membantu melarutkan kristal asam jengkolat agar dapat dikeluarkan bersama urine. Jangan menahan keinginan untuk buang air kecil agar proses ini berjalan lancar.
Namun, jika gejala tidak membaik setelah banyak minum air putih atau gejala memburuk, segera konsultasikan ke dokter. Pada kasus parah, kejengkolan dapat menyebabkan komplikasi serius seperti gagal ginjal akut.
Tips aman mengkonsumsi jengkol:
1. Rebus jengkol sebelum dikonsumsi untuk mengurangi kadar asam jengkolat.
2. Batasi konsumsi jengkol, terutama jika memiliki riwayat gangguan ginjal.
3. Hindari makan jengkol saat perut kosong atau bersamaan dengan makanan/minuman asam.
Meski jengkol mengandung nutrisi yang bermanfaat, konsumsi berlebihan tetap harus dihindari. Pengolahan yang benar juga dapat membantu mencegah efek samping yang tidak diinginkan.
Jika gejala keracunan muncul, segera lakukan langkah pencegahan atau periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
(Nithania Septianingsih)
Jakarta: Jengkol adalah makanan tradisional yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Kuliner olahan jengkol juga populer di banyak daerah di Indonesia. Namun, di balik popularitasnya, jengkol menyimpan risiko kesehatan yang tak boleh diabaikan.
Mengkonsumsi jengkol secara berlebihan atau tanpa pengolahan yang tepat dapat menyebabkan kondisi yang disebut keracunan jengkol atau kejengkolan. Gejalanya bisa mulai terasa hanya dalam hitungan jam, mulai dari nyeri perut hebat hingga sulit buang air kecil.
Tak hanya mengganggu aktivitas sehari-hari, kondisi ini bahkan dapat berkembang menjadi masalah kesehatan serius, seperti gagal ginjal akut, jika tidak ditangani dengan baik.
Melansir dari Alodokter, berikut ini gejala keracunan jengkol dan cara mengatasinya.
Gejala Keracunan Jengkol
1. Nyeri di perut atau panggul
Kristal asam jengkolat yang terbentuk di ginjal atau saluran kemih dapat menyebabkan nyeri hebat di perut bagian bawah atau panggul. Rasa sakit ini sering digambarkan seperti ditusuk atau melilit, sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari.
2. Mual dan muntah
Keracunan jengkol sering disertai mual dan muntah sebagai reaksi tubuh terhadap nyeri yang parah di area perut. Jika mengalami gejala ini, hentikan konsumsi jengkol.
3. Nyeri saat buang air kecil
Gejala lain yang sering terjadi adalah anyang-anyangan atau rasa nyeri ketika buang air kecil. Ini biasanya terjadi karena saluran kemih teriritasi oleh kristal asam jengkolat.
4. Urine berdarah
Keracunan jengkol juga dapat menyebabkan hematuria, yaitu urine bercampur darah. Hal ini disebabkan oleh kerusakan pada ginjal yang mengganggu proses penyaringan darah.
5. Sulit buang air kecil
Kristal asam jengkolat dapat menghambat saluran kemih, membuat proses buang air kecil menjadi sulit. Dalam beberapa kasus, volume urine yang keluar bisa sangat sedikit atau bahkan tidak keluar sama sekali.
Cara mencegah dan mengatasi keracunan jengkol
Jika mengalami gejala keracunan jengkol, langkah pertama yang bisa dilakukan adalah memperbanyak minum air putih. Ini bertujuan untuk membantu melarutkan kristal asam jengkolat agar dapat dikeluarkan bersama urine. Jangan menahan keinginan untuk buang air kecil agar proses ini berjalan lancar.
Namun, jika gejala tidak membaik setelah banyak minum air putih atau gejala memburuk, segera konsultasikan ke dokter. Pada kasus parah, kejengkolan dapat menyebabkan komplikasi serius seperti gagal ginjal akut.
Tips aman mengkonsumsi jengkol:
1. Rebus jengkol sebelum dikonsumsi untuk mengurangi kadar asam jengkolat.
2. Batasi konsumsi jengkol, terutama jika memiliki riwayat gangguan ginjal.
3. Hindari makan jengkol saat perut kosong atau bersamaan dengan makanan/minuman asam.
Meski jengkol mengandung nutrisi yang bermanfaat, konsumsi berlebihan tetap harus dihindari. Pengolahan yang benar juga dapat membantu mencegah efek samping yang tidak diinginkan.
Jika gejala keracunan muncul, segera lakukan langkah pencegahan atau periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
(Nithania Septianingsih)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Medcom.id
(PRI)