Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Mengapa Santa Claus Menjadi Figur yang Dicintai Anak-anak saat Natal? Ini Alasannya

Mengapa Santa Claus Menjadi Figur yang Dicintai Anak-anak saat Natal? Ini Alasannya

Jakarta: Perayaan Natal sangat dinantikan oleh umat kristiani karena perayaan ini penuh sukacita dan kegembiraan menyambut kelahiran Yesus Kristus.

Tak hanya itu, perayaan Natal juga rupanya sangat disukai oleh anak-anak karena kegembiraan tersebut juga dihadirkan dengan figur Santa Claus pada perayaan Natal yang merupakan tradisi yang kaya akan sejarah dan makna. 
Santa Claus atau yang juga dikenal sebagai Sinterklas terinspirasi dari tokoh nyata bernama Saint Nicholas, seorang biarawan yang hidup pada abad ke-4 Masehi di Myra, wilayah yang kini menjadi bagian dari Turki. 

Saint Nicholas terkenal karena kebaikan dan kemurahan hatinya, terutama dalam membantu orang-orang miskin dan juga anak-anak.

Lantas, bagaimana asal usul dari Santa Claus? mengapa anak-anak sangat menyukai adanya figur Santa Claus? Yuk Simak Penjelasannya!

Baca juga: 10 Rekomendasi Film tentang Santa Claus

Asal Usul Santa Claus

Cerita tentang Santa Claus berakar dari legenda Saint Nicholas, yang dikenal sebagai pelindung anak-anak dan pelaut. Salah satu kisah paling terkenal adalah bagaimana ia menyelamatkan tiga saudara perempuan dari perbudakan dengan memberikan mas kawin agar mereka bisa menikah.

Tradisi ini berkembang seiring waktu, dan pada 6 Desember di hari kematiannya, orang-orang merayakan kebaikannya dengan memberi hadiah kepada anak-anak.

Di Belanda, tradisi Sinterklas menjadi populer, di mana ia digambarkan mengunjungi anak-anak pada malam 5 Desember dan memberikan hadiah. Ketika imigran Belanda datang ke Amerika pada abad ke-17 dan 18, nama Sinterklas diubah menjadi Santa Claus.

Dalam budaya Amerika, Santa Claus digambarkan sebagai sosok yang ceria dan gemuk, mengenakan pakaian merah dengan janggut berwarna putih.

Baca juga: 10 Makanan Natal Khas Indonesia dan Asal Usulnya

Mengapa Anak-anak Menyukai Santa Claus?

Anak-anak sangat menyukai Santa Claus karena ia melambangkan kebahagiaan dan kebaikan. Dalam tradisi Natal modern, Santa dikatakan akan datang pada malam Natal untuk memberikan hadiah kepada anak-anak yang berperilaku baik sepanjang tahun.

Momen ini menjadi sangat dinanti-nanti oleh anak-anak yang sering kali menggantung kaus kaki atau menyiapkan makanan untuk Santa di malam hari.

Santa Claus juga sering muncul dalam berbagai acara Natal di pusat perbelanjaan dan komunitas, memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk bertemu langsung dengannya.

Kehadirannya menambah suasana meriah dan penuh harapan selama perayaan Natal. Dengan atributnya yang khas pakaian merah, topi berbentuk corong, dan janggut putih, Santa menjadi simbol ikonik yang tak terpisahkan dari perayaan Natal di seluruh dunia.

Secara keseluruhan, Santa Claus bukan hanya sekedar karakter dalam cerita, ia adalah simbol kebaikan dan kemurahan hati yang menginspirasi banyak orang untuk berbagi kebahagiaan selama musim liburan. (Angel Rinella)

Jakarta: Perayaan Natal sangat dinantikan oleh umat kristiani karena perayaan ini penuh sukacita dan kegembiraan menyambut kelahiran Yesus Kristus.
 
Tak hanya itu, perayaan Natal juga rupanya sangat disukai oleh anak-anak karena kegembiraan tersebut juga dihadirkan dengan figur Santa Claus pada perayaan Natal yang merupakan tradisi yang kaya akan sejarah dan makna. 

Santa Claus atau yang juga dikenal sebagai Sinterklas terinspirasi dari tokoh nyata bernama Saint Nicholas, seorang biarawan yang hidup pada abad ke-4 Masehi di Myra, wilayah yang kini menjadi bagian dari Turki. 

Saint Nicholas terkenal karena kebaikan dan kemurahan hatinya, terutama dalam membantu orang-orang miskin dan juga anak-anak.

Lantas, bagaimana asal usul dari Santa Claus? mengapa anak-anak sangat menyukai adanya figur Santa Claus? Yuk Simak Penjelasannya!

Asal Usul Santa Claus

Cerita tentang Santa Claus berakar dari legenda Saint Nicholas, yang dikenal sebagai pelindung anak-anak dan pelaut. Salah satu kisah paling terkenal adalah bagaimana ia menyelamatkan tiga saudara perempuan dari perbudakan dengan memberikan mas kawin agar mereka bisa menikah.
 
Tradisi ini berkembang seiring waktu, dan pada 6 Desember di hari kematiannya, orang-orang merayakan kebaikannya dengan memberi hadiah kepada anak-anak.

Di Belanda, tradisi Sinterklas menjadi populer, di mana ia digambarkan mengunjungi anak-anak pada malam 5 Desember dan memberikan hadiah. Ketika imigran Belanda datang ke Amerika pada abad ke-17 dan 18, nama Sinterklas diubah menjadi Santa Claus.
Dalam budaya Amerika, Santa Claus digambarkan sebagai sosok yang ceria dan gemuk, mengenakan pakaian merah dengan janggut berwarna putih.

Mengapa Anak-anak Menyukai Santa Claus?

Anak-anak sangat menyukai Santa Claus karena ia melambangkan kebahagiaan dan kebaikan. Dalam tradisi Natal modern, Santa dikatakan akan datang pada malam Natal untuk memberikan hadiah kepada anak-anak yang berperilaku baik sepanjang tahun.
 
Momen ini menjadi sangat dinanti-nanti oleh anak-anak yang sering kali menggantung kaus kaki atau menyiapkan makanan untuk Santa di malam hari.

Santa Claus juga sering muncul dalam berbagai acara Natal di pusat perbelanjaan dan komunitas, memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk bertemu langsung dengannya.
 
Kehadirannya menambah suasana meriah dan penuh harapan selama perayaan Natal. Dengan atributnya yang khas pakaian merah, topi berbentuk corong, dan janggut putih, Santa menjadi simbol ikonik yang tak terpisahkan dari perayaan Natal di seluruh dunia.

Secara keseluruhan, Santa Claus bukan hanya sekedar karakter dalam cerita, ia adalah simbol kebaikan dan kemurahan hati yang menginspirasi banyak orang untuk berbagi kebahagiaan selama musim liburan. (Angel Rinella)

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

(WAN)