Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Tes Tabrak Neta V Dapat Nilai 0, Ini Rekomendasi ASEAN NCAP

Tes Tabrak Neta V Dapat Nilai 0, Ini Rekomendasi ASEAN NCAP

Jakarta

Uji tabrak Neta V hanya mendapatkan angka 0. Itu merupakan skor paling rendah yang didapatkan dari program penilaian mobil baru untuk negara-negara Asia Tenggara atau ASEAN NCAP (New Car Assessment Program). Lantas seperti apa rekomendasi dari ASEAN NCAP terkait crash test Neta V tersebut?

Diberitakan sebelumnya, ASEAN NCAP telah menguji coba Neta V di fasilitas Malaysian Institute of Road Safety Research (MIROS). Neta V diklaim sebagai model pertama yang mendapat peringkat 0 bintang berdasarkan protokol ASEAN NCAP 2021-2025. Adapun mobil yang diuji berasal dari China untuk dijual di pasar Asia Tenggara seperti Brunei, Indonesia, Thailand, dan Malaysia.

Dijelaskan ASEAN NCAP Technical Commitee, Adrianto Sugiarto, berdasarkan hasil pengetesan tersebut, mobil listrik Neta V harus dilakukan improvisasi pada aspek-aspek yang telah diuji dan mendapatkan hasil yang tidak sesuai standar.

“Sebenarnya hasil tes tersebut bisa langsung jadi bahan rekomendasi (buat pabrikan). Itulah titik-titik yg harus di-improve (diperbaiki),” ungkap pria yang akrab disapa Rian itu melalui pesan singkat kepada detikOto, Senin (9/12/2024).

Jika mengacu pada hasil tes tersebut, maka artinya Neta V perlu mendapatkan perbaikan secara menyeluruh. Dari beberapa aspek penilaian Neta V mendapatkan hasil tes jauh di bawah angka standar.

Dalam uji benturan samping misalnya, model ini hanya mendapat 6,31 poin dari 8,00 poin dengan boneka menerima perlindungan marjinal di dada. Lebih jauh, model ini tidak dilengkapi peralatan Teknologi Pelindung Kepala (HPT), yang mengakibatkan tidak memperoleh poin apa pun untuk penilaian. Totalnya, Neta V hanya mendapat skor 7,89 poin dari nilai maksimal 40,00 poin untuk kategori perlindungan penumpang dewasa (AOP).

Selanjutnya, ASEAN NCAP menguji tabrakan samping. ASEAN NCAP menilai boneka pengujian menerima perlindungan marjinal di bagian dada saat tes tabrak samping. Dalam uji benturan samping, model ini hanya memperoleh 6,31 poin dari 8,00 poin dengan boneka menerima perlindungan marjinal di dada. Lebih jauh, model ini tidak dilengkapi peralatan Teknologi Pelindung Kepala (HPT), yang mengakibatkan tidak memperoleh poin apa pun untuk penilaian. Totalnya, Neta V hanya mendapat skor 7,89 poin dari nilai maksimal 40,00 poin untuk kategori perlindungan penumpang dewasa (AOP).

Lalu, aspek perlindungan penumpang anak (COP), Neta V hanya meraih skor 13,51 poin dari nilai maksimal 20,00 poin. Dalam penilaian dinamis untuk kategori COP, NETA V tampil baik dalam uji tabrakan depan dan benturan samping. Namun, Neta V menerima poin buruk untuk penilaian pemasangan Child Restraint System (CRS). Meskipun memiliki ISOFIX dan pemasangan top tether, model ini tidak dapat dipasang dengan baik pada lebih dari setengah daftar CRS yang direkomendasikan ASEAN NCAP.

Untuk penilaian Safety Assist, Neta V cuma mendapat nilai 7,14 poin dari nilai maksimal 20 poin. Sebab, mobil ini tidak memiliki fitur Autonomous Emergency Braking (AEB) untuk jalan perkotaan maupun luar kota, Forward Collision Warning (FCW), Lane Keep Assist (LKA) dan Lane Departure Warning (LDW). Neta V cuma punya ABS, ESC dan pengingat penggunaan sabuk pengaman sisi pengemudi.

Kemudian untuk kategori keselamatan untuk pengendara sepeda motor, Neta V diganjar nilai 0. Sebab, mobil ini tidak memiliki fitur-fitur seperti Blind Spot Technology (BST), Auto High Beam (AHB), dan Pedestrian Protection (PP).

Berdasarkan penilaian itu, ASEAN NCAP memberikan skor 28,55 poin untuk Neta V. Nilai itu membuat Neta V diganjar rating penilaian 0 bintang.

“Hasil mengecewakan NETA V dalam penilaian ASEAN NCAP merupakan cerminan bagi merek EV lain untuk tidak mengorbankan peralatan keselamatan dasar di dalam mobil. Peralatan keselamatan dasar seperti retractor pre-tensioner dan load limiter untuk sabuk pengaman dapat menghasilkan hasil yang signifikan bagi keselamatan penumpang kendaraan,” tulis ASEAN NCAP dalam siaran persnya, Senin (9/12/2024).

“Dengan tingginya persaingan di antara produsen kendaraan listrik, penting bagi produsen untuk menempatkan keselamatan sebagai prioritas utama saat mengembangkan kendaraan. Kami di MIROS dan ASEAN NCAP mendorong semua produsen, terutama merek kendaraan listrik, untuk menjadikan keselamatan sebagai prioritas karena kami bertujuan untuk mencapai target global untuk mengurangi separuh angka kematian di jalan raya di seluruh wilayah,” sambung pernyataan tersebut.

(lua/din)