Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Gagal di Pilpres, Koalisi Perubahan Ingin Menangi Pilkada Jember

Gagal di Pilpres, Koalisi Perubahan Ingin Menangi Pilkada Jember

Jember (beritajatim.com) – Gagal memenangkan pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar dalam pemilihan presiden, Koalisi Perubahan ingin memenangi pemilihan kepala daerah di Kabupaten Jember, Jawa Timur.

Mengawali ikhtiar pemenangan, sejumlah petinggi tiga partai Koalisi Perubahan, yakni Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Nasional Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera, bertemu di Kafe Excelso, Jember, Minggu (7/4/2024) malam.

“Intinya kami sepakat melakukan gerakan perubahan di Kabupaten Jember. Gerakan perubahan kemarin kan sangat terasa pada saat pilpres. Ini akan kami bawa kembali di Kabupaten Jember, perubahan yang semakin baik,” kata Ketua Dewan Pimpinan Cabang PKB Jember Ayub Junaidi.

“Kebersamaan antara partai politik pengusung Amin (Anies-Muhaimin) ini insyallah akan terus kami pupuk untuk menghadapi kontestasi politik, khususnya di Kabupaten Jember pada 2024,” kata Ayub.

“Alhamdulillah kami sepakat untuk terus kompak bersama-sama dalam menghadapi Pilkada 2024. Terkait siapa yang akan jadi calon bupati dan wakil bupati di Kabupaten Jember, kami akan serahkan mekanisme internalnya kepada partai masing-masing,” tambah Ayub.

Koalisi Perubahan masih dibutuhkan dalam pilkada, karena tiga partai ini tak memenuhi syarat 10 kursi DPRD Jember untuk mengusung calon sendiri. PKB hanya punya delapan kursi hasil pemilihan umum tahun ini. Sementara PKS dan Nasdem sama-sama mempunyai enam kursi. Jika benar-benar berkoalisi, akumulasi kursi mereka mencapai 20 kursi.

“Terkait pilkada, kami akan menata bersama dan merajut kebersamaan. Siapa yang akan kami calonkan, kami akan rembuk bersama. Saya yakin Nasdem akan melakukan mekanismenya. PKS juga begitu. Kami akan melaporkan hasil (pertemuan) ini kepada induk partai masing-masing, karena menurut aturan yang berlaku, yang menentukan hanya Dewan Pimpinan Pusat. Kami hanya melaksanakan,” kata Ayub.

PKB, Nasdem, dan PKS memiliki keinginan bersama, yakni memunculkan kader partai untuk menjadi kandidat bupati dan wakil bupati. “Selama pemilukada diselenggarakan secara langsung, belum muncul kader-kader terbaik partai politik untuk jadi pimpinan,” kata Ayub.

Sejak 2005, bupati di Jember memiliki latar belakang birokrasi (MZA Djalal pada 2005-2015), pengusaha (Faida pada 2015-2020), dan birokrasi-pengusaha (Hendy Siswanto pada 2021-2024). Posisi kader murni yang tumbuh dari rahim parpol hanya pada posisi wakil bupati, yakni Kusen Andalas dati PDI Perjuangan pada periode 2005-2015.

“Partai politik ini pilar demokrasi. Saya bisik-bisik dengan teman-teman Nasdem dan PKS, bagaimana kalau yang dimunculkan adalah kader terbaik. Saya yakin kader terbaiknya banyak,” kata Ayub.

Ayub menegaskan, tiga partai Koalisi Perubahan akan terus berkomunikasi. “Insyallah dalam waktu dekat kami jug akan membuka ruang komunikasi dengan partai-partai lain, termasuk Partai Persatuan Pembangunan yang kemarin bertemu dengan Nasdem dan PKS. Semua akan kami komunikasikan untuk membawa Jember semakin baik,” katanya.

Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Nasdem Jember Marsuki Abdul Ghafur menegaskan, Koalisi Perubahan ini melengkapi Koalisi Kebersamaan yang dibangun Nasdem, PKS, dan PPP. “Terus terang, Nasdem, PKB, PKS tetap solid untuk Pilkada 2024 ini akan bersama-sama,” katanya.

Koalisi Kebersamaan dan Koalisi Perubahan sama-sama sepakat memunculkan kader partai untuk menjadi kandidat pemimpin daerah di Jember. “Tapi tidak menutup non kader. Terbuka. Cuma saran dari Dewan Pimpinan Pusat dan Dewan Pimpinan Wilayah, kader yang diutamakan,” kata Marsuki.

Sekretaris Dewan Pengurus Daerah PKS Jember Muhammad Zaky Ardianto menyebut pertemuan malam itu sebagai nostalgia perjuangan. “Harapannya nanti tetap di jalur perubahan. Sama dengan yang kami usung saat pilpres, yakni perubahan. Meskipun kami tidak tahu nanti ending-nya seperti apa,” katanya.

Harapan Zaky ini diamini Ayub. “PKB juga begitu. Tagline untuk pilkada ini adalah ‘perubahan’ seluruh Indonesia,” katanya.

PKS saat ini sedang menjaring kandidat bupati, baik dari internal maupun eksternal partai. “Ada kualifikasi yang diatur dalam sistem penjaringan PKS. Harapannya koalisi ini bergabung dengan koalisi PPP, Nasdem, dan PKS, ditambah partai lain yang akan bergabung. Insyaallah ini akan memberikan warna tersendiri bagi proses pilkada di Kabupaten Jember,” kata Zaky.

Zaky berharap ada lebih dari dua pasangan kandidat bupati dan wakil bupati yang muncul dalam pilkada di Jember. “Supaya tidak monoton,” katanya. [wir]