Jakarta: PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) menegaskan komitmen dalam mendukung pemerataan pembangunan di Indonesia melalui penguatan konektivitas transportasi, khususnya ke wilayah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T). Inisiatif ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mempermudah mobilitas masyarakat dan distribusi logistik demi memajukan ekonomi daerah.
“Pengembangan layanan transportasi merupakan langkah strategis untuk menjangkau lebih banyak wilayah yang terisolasi. Kami berupaya memastikan masyarakat di wilayah 3T mendapatkan layanan transportasi yang andal dan berkelanjutan,” kata Direktur Utama ASDP Indonesia Ferry Heru Widodo, dikutip dari keterangan tertulis, Minggu, 8 Desember 2024.
Heru mengatakan layanan tersebut bukan hanya sekadar transportasi, melainkan langkah konkret untuk menciptakan peluang ekonomi baru, memperbaiki distribusi logistik, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di pelosok negeri.
Dengan armada dan lintasan keperintisan yang ada, perseroan ingin menghubungkan lebih banyak daerah sekaligus mendukung pemerataan pembangunan di setiap sudut negeri.
“Melalui kehadiran transportasi ini, kami berharap dapat membuka aksesibilitas lebih luas, mendukung aktivitas ekonomi, dan menciptakan konektivitas yang lebih baik untuk masyarakat,” ujar Heru.
Saat ini, ASDP telah mengoperasikan 84 armada keperintisan yang melayani 208 lintasan penyeberangan. “Ini merupakan langkah strategis kami untuk meningkatkan aksesibilitas wilayah yang terisolasi dan mendukung terciptanya peluang ekonomi baru,” kata Heru menambahkan.
Pengoperasian armada perintis ini mencakup berbagai jenis kapal, termasuk 78 kapal ferry, lima bus air, dan satu kapal khusus ternak. Menurut Heru, layanan ini bukan hanya transportasi, melainkan juga alat untuk memperbaiki distribusi logistik dan menciptakan dampak ekonomi yang berkelanjutan di wilayah terpencil.
Dukung ketahanan pangan
Corporate Secretary ASDP Indonesia Ferry Shelvy Arifin menjelaskan, 208 lintasan tersebut mencakup 204 rute reguler dan empat lintasan khusus angkutan ternak. “Angkutan khusus ternak merupakan wujud inovasi kami dalam mendukung ketahanan pangan dan distribusi ternak ke daerah yang sulit dijangkau. Ini adalah kontribusi nyata ASDP dalam mendukung program nasional,” jelas dia.
Adapun nilai kontrak subsidi perintis pada 2024 senilai total Rp425,9 miliar untuk layanan penyeberangan perintis, angkutan khusus ternak, dan angkutan tol laut feeder.
Data mencatat, realisasi trip dan voyage tol laut hingga Oktober 2024 rinciannya penyeberangan perintis sebanyak 69.418 trip, angkutan tol laut feeder sebanyak 134 voyage, dan angkutan khusus ternak sebanyak 11 voyage.
Wilayah 3T sering kali menghadapi keterbatasan infrastruktur transportasi darat, sehingga transportasi penyeberangan menjadi solusi utama untuk mendukung konektivitas dan pemerataan pembangunan. Layanan ASDP memungkinkan pergerakan barang dan orang dengan lebih efisien, sehingga membantu mengurangi ketimpangan ekonomi antarwilayah.
Program keperintisan ini juga selaras dengan target Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya dalam aspek pengentasan kemiskinan dan pembangunan berkelanjutan.
Shelvy menambahkan, kehadiran ASDP di daerah terpencil telah memberikan manfaat konkret, seperti peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal, pembukaan akses pasar baru, dan efisiensi distribusi logistik.
Layanan ini tidak hanya mempermudah mobilitas, tetapi juga memberikan kesempatan bagi wilayah terpencil untuk terhubung dengan pusat pertumbuhan ekonomi,” jelas dia.
ASDP berkomitmen untuk terus memperluas cakupan layanan dan inovasi dalam mendukung program konektivitas pemerintah. Melalui langkah ini, ASDP menunjukkan peran strategisnya sebagai motor penggerak transportasi yang inklusif dan berkelanjutan untuk seluruh masyarakat Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Medcom.id
(HUS)