Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Di Dalam Sepi, Pedagang Pasar Templek Blitar Balik ke Jalanan

Di Dalam Sepi, Pedagang Pasar Templek Blitar Balik ke Jalanan

Blitar (beritajatim.com) – Para pedagang Pasar Templek Kota Blitar mengeluhkan sepinya pembeli usai menempati bangunan baru. Imbasnya sejumlah pedagang memilih kembali ke jalanan dengan menggelar lapak-lapak sederhana.

Hal itu terpaksa dilakukan pedagang lantaran kondisi di dalam bangunan baru sepi pembeli. Menurut pedagang, omzet jualannya jauh lebih banyak saat berjualan di luar atau di pinggir jalan dari pada di dalam bangunan baru yang dibangun oleh Pemkot Blitar.

“Di dalam itu menang bersih, tidak kehujanan tidak kepanasan, tapi tidak ada pembeli,” kata Pak No, pedagang daging ayam Pasar Templek Kota Blitar, Senin (15/04/24).

Ia pun menceritakan selama 1 bulan berada di dalam bangunan baru Pasar Templek, omzetnya turun drastis. Menurutnya saat di dalam, ada pembeli saja sudah bersyukur.

Kondisi itulah yang membuat pedagang daging ayam tersebut memutuskan untuk kembali ke luar, dan berjualan di pinggir jalan. Ia kini berjualan di seberang bangunan baru Pasar Templek Kota Blitar.

Bermodal meja serta payung, kini ia mulai kembali berjualan di pinggir jalan lagi.

“Kalau disini Alhamdulillah mas, dagangan bisa habis bawa 50 kilogram habis. Jauh kalau dibandingkan di dalam,” imbuhnya.

Sebenarnya, pedagang daging ayam tersebut menyadari apa yang ia lakukan salah. Namun hal itu terpaksa dilakukan karena kondisi di dalam bangunan kurang mendukung sehingga omzetnya turun drastis.

Ia juga menyadari bahwa berjualan di luar pasar bisa sewaktu digusur. Namun resiko ini ia pilih demi terpenuhi pendapatan untuk keluarga tercinta.

“Ya gimana lagi mas, mending disini dapat uang dari pada didalam aman tapi sepi,” tegasnya.

Pak No tidak sendiri, banyak pedagang lain yang tetap berjualan di luar bangunan baru Pasar Templek. Seperti di sisi timur, para pedagang sayur memutuskan untuk tetap berjualan di pinggir jalan dengan alat seadanya.

Mereka memilih menggelar tikar di bekas bangunan yang telah dirobohkan dari pada menempati bangunan kios baru Pasar Templek. Alasannya tentu berjualan di luar bangunan baru Pasar Templek lebih ramai daripada di dalam. (owi/ted)