Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Desakan agar Prabowo Segera Pecat dan Usir Miftah Maulana dari Kabinet

Desakan agar Prabowo Segera Pecat dan Usir Miftah Maulana dari Kabinet

Jakarta: Gelombang kritik dan desakan publik agar Presiden Prabowo Subianto segera mencopot Gus Miftah dari jabatan Utusan Khusus Presiden kian menguat. Sejak video kontroversial yang menunjukkan Gus Miftah menghina seorang penjual es teh viral pada 3 Desember 2024, masyarakat ramai-ramai melayangkan protes. 

Puncaknya, sebuah petisi online berjudul “Copot Gus Miftah dari Jabatan Utusan Khusus Presiden” di situs Change.org telah mengumpulkan lebih dari 276.783 tanda tangan hingga Jumat 6 Desember 2024 pukul 11.47 WIB.

Lonjakan jumlah tanda tangan ini layaknya tsunami yang mencerminkan gelombang kemarahan rakyat. Dalam kurun waktu singkat, sebanyak 233.700 orang telah mendukung petisi tersebut, menunjukkan tingkat kekecewaan publik yang masif terhadap tindakan dan sikap Gus Miftah.

Baca juga: Miftah Maulana Kembali Dikecam: Video Lawas Hinaan dan Pelecehan Fisik ke Yati Pesek Viral

Kekecewaan Publik Terhadap Gus Miftah
Video yang menjadi pemantik gelombang kritik ini menunjukkan Gus Miftah dengan santai menyebut “Yo kono didol, go**ok” kepada seorang penjual es teh di depan banyak orang. Ucapan tersebut, yang dianggap tidak manusiawi, memicu reaksi keras dari masyarakat. 

Banyak yang menilai bahwa sikap ini tidak layak ditunjukkan oleh seseorang yang menjabat sebagai Utusan Khusus Presiden dan sekaligus seorang tokoh agama.

“Bagaimana bisa seorang pemuka agama dan pejabat negara memperlakukan rakyat kecil dengan hinaan seperti itu? Ini memalukan dan tidak bisa dibiarkan,” tulis salah seorang pendukung petisi di kolom komentar.
Gelombang Kritik Semakin Menguat
Petisi yang dimulai oleh Dika Prakasa ini tidak hanya menjadi ruang curahan hati masyarakat, tetapi juga simbol tekanan langsung kepada Presiden Prabowo untuk mengambil tindakan tegas. Narasi yang disampaikan dalam petisi menyoroti bagaimana tindakan Gus Miftah mencoreng citra pemerintahan yang dipimpin oleh Prabowo, yang selama ini dikenal menghormati rakyat kecil seperti pedagang dan pekerja lapangan.

“Seperti yang kita ketahui, saat ini Gus Miftah menjabat sebagai Utusan Khusus Presiden di pemerintahan yang dipimpin oleh bapak Prabowo Subianto. Publik tentu mempertanyakan apakah jabatan tersebut layak diterima oleh pribadi yang kerap membuat kegaduhan di masyarakat,” tulis Dika dalam alasan petisi.
Kontroversi yang Berulang
Ini bukan kali pertama Gus Miftah menjadi sorotan negatif. Sebelumnya, ia juga dikecam publik atas beberapa sikap dan pernyataan kontroversial, termasuk persoalan dalam kehidupan pribadinya yang dianggap mencoreng moralitas publik. Kini, tekanan semakin besar agar Prabowo mengevaluasi dan mencopot Gus Miftah dari jabatan penting tersebut.

Menunggu Langkah Presiden Prabowo
Dengan jumlah tanda tangan yang terus meningkat dan kemarahan publik yang semakin membesar, semua mata kini tertuju kepada Presiden Prabowo Subianto. 

Apakah ia akan merespons gelombang kritik ini dan mencopot Gus Miftah demi menjaga kepercayaan publik terhadap pemerintahannya? Gelombang “tsunami” kritik ini menunjukkan betapa besarnya harapan rakyat terhadap tindakan tegas dan cepat dari kepala negara.

Jakarta: Gelombang kritik dan desakan publik agar Presiden Prabowo Subianto segera mencopot Gus Miftah dari jabatan Utusan Khusus Presiden kian menguat. Sejak video kontroversial yang menunjukkan Gus Miftah menghina seorang penjual es teh viral pada 3 Desember 2024, masyarakat ramai-ramai melayangkan protes. 
 
Puncaknya, sebuah petisi online berjudul “Copot Gus Miftah dari Jabatan Utusan Khusus Presiden” di situs Change.org telah mengumpulkan lebih dari 276.783 tanda tangan hingga Jumat 6 Desember 2024 pukul 11.47 WIB.
 
Lonjakan jumlah tanda tangan ini layaknya tsunami yang mencerminkan gelombang kemarahan rakyat. Dalam kurun waktu singkat, sebanyak 233.700 orang telah mendukung petisi tersebut, menunjukkan tingkat kekecewaan publik yang masif terhadap tindakan dan sikap Gus Miftah.
Baca juga: Miftah Maulana Kembali Dikecam: Video Lawas Hinaan dan Pelecehan Fisik ke Yati Pesek Viral

Kekecewaan Publik Terhadap Gus Miftah

Video yang menjadi pemantik gelombang kritik ini menunjukkan Gus Miftah dengan santai menyebut “Yo kono didol, go**ok” kepada seorang penjual es teh di depan banyak orang. Ucapan tersebut, yang dianggap tidak manusiawi, memicu reaksi keras dari masyarakat. 
 
Banyak yang menilai bahwa sikap ini tidak layak ditunjukkan oleh seseorang yang menjabat sebagai Utusan Khusus Presiden dan sekaligus seorang tokoh agama.
 
“Bagaimana bisa seorang pemuka agama dan pejabat negara memperlakukan rakyat kecil dengan hinaan seperti itu? Ini memalukan dan tidak bisa dibiarkan,” tulis salah seorang pendukung petisi di kolom komentar.

Gelombang Kritik Semakin Menguat

Petisi yang dimulai oleh Dika Prakasa ini tidak hanya menjadi ruang curahan hati masyarakat, tetapi juga simbol tekanan langsung kepada Presiden Prabowo untuk mengambil tindakan tegas. Narasi yang disampaikan dalam petisi menyoroti bagaimana tindakan Gus Miftah mencoreng citra pemerintahan yang dipimpin oleh Prabowo, yang selama ini dikenal menghormati rakyat kecil seperti pedagang dan pekerja lapangan.
 
“Seperti yang kita ketahui, saat ini Gus Miftah menjabat sebagai Utusan Khusus Presiden di pemerintahan yang dipimpin oleh bapak Prabowo Subianto. Publik tentu mempertanyakan apakah jabatan tersebut layak diterima oleh pribadi yang kerap membuat kegaduhan di masyarakat,” tulis Dika dalam alasan petisi.

Kontroversi yang Berulang

Ini bukan kali pertama Gus Miftah menjadi sorotan negatif. Sebelumnya, ia juga dikecam publik atas beberapa sikap dan pernyataan kontroversial, termasuk persoalan dalam kehidupan pribadinya yang dianggap mencoreng moralitas publik. Kini, tekanan semakin besar agar Prabowo mengevaluasi dan mencopot Gus Miftah dari jabatan penting tersebut.

Menunggu Langkah Presiden Prabowo

Dengan jumlah tanda tangan yang terus meningkat dan kemarahan publik yang semakin membesar, semua mata kini tertuju kepada Presiden Prabowo Subianto. 
 
Apakah ia akan merespons gelombang kritik ini dan mencopot Gus Miftah demi menjaga kepercayaan publik terhadap pemerintahannya? Gelombang “tsunami” kritik ini menunjukkan betapa besarnya harapan rakyat terhadap tindakan tegas dan cepat dari kepala negara.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

(DHI)