Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Duh! Begini Efek Domino Andai Ojol Tak Boleh Isi BBM Subsidi

Duh! Begini Efek Domino Andai Ojol Tak Boleh Isi BBM Subsidi

Jakarta

Anggota DPR RI Komisi V dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Abdul Hadi mengurai efek domino ‘mengerikan’ seandainya pemerintah mencabut subsidi BBM untuk ojek online (ojol). Selain penghasilan ‘pasukan hijau’ tersebut turun, ada transisi transportasi besar-besaran!

Pertama-tama, Hadi menjelaskan, pencabutan subsidi membuat ojol harus membeli BBM yang harganya lebih mahal. Maka, dengan demikian, biaya operasional akan mengalami peningkatan dan memberatkan para penumpang.

“Dampak yang terjadi adalah akan ada kenaikan biaya operasional. Data tahun 2022 menunjukkan bahwa 30-40% biaya operasional pengemudi ojol berasal dari pengeluaran BBM,” ujar Hadi, dikutip dari laman resmi Partai Keadilan Sejahtera, Rabu (4/12).

“Jika subsidi dihapus, tarif layanan diperkirakan naik sehingga memberatkan masyarakat. Selain itu akan ada peralihan transportasi, data menunjukkan bahwa sekitar 80% pengguna ojol berasal dari kalangan berpendapatan rendah, mereka kemungkinan besar akan beralih ke transportasi lain yang lebih murah,” tambahnya.

Abdul Hadi PKS. Foto: Doc. PKS

Selain dampak terhadap transportasi publik, kata Hadi, pencabutan BBM subsidi terhadap ojol juga berdampak kepada perekonomian rakyat.

“Kebijakan ini akan memicu kenaikan inflasi. Menurut analisis Bank Indonesia, peningkatan tarif transportasi akibat penghapusan subsidi dapat memicu inflasi hingga 0,5% dalam waktu enam bulan,” tuturnya.

“Selain itu akan terjadi penurunan pendapatan pengemudi ojol, di mana pendapatan harian pengemudi ojol diprediksi turun hingga 30% akibat melemahnya permintaan layanan, sehingga berdampak langsung pada daya beli mereka,” lanjutnya lagi.

Efek domino andai ojol tak dapat subsidi BBM Foto: Agung Pambudhy

Lebih jauh, efek domino tersebut akan berlanjut ke menurunnya daya beli dan konsumsi driver ojol di Indonesia. Mereka harus menekan pengeluaran demi menutup ongkos bahan bakar. Hal tersebut kemudian akan berdampak juga pada kinerja ojol dan kepuasan penumpang selama di perjalanan.

“Kebijakan ini harus dikaji ulang secara mendalam. Kita tidak bisa mengabaikan dampaknya pada kehidupan masyarakat kecil yang sangat bergantung pada layanan ojol untuk kebutuhan sehari-hari, baik sebagai pengguna maupun sebagai pengemudi.” Kata Hadi.

Diberitakan detikOto sebelumnya, Bahlil Lahadalia selaku Menteri ESDM RI memberikan isyarat, ojol tak masuk kriteria penerima subsidi BBM. Sebab, motor yang dipakai para driver merupakan milik personal dan difungsikan untuk kegiatan usaha.

“Enggak (masuk kriteria). Ojek kan pakai untuk usaha. Ojek itu alhamdulillah, kalau motor itu, motor punya saudara-saudara kita yang bawa motornya. Tapi sebagian kan juga punya orang yang kemudian saudara-saudara kita yang bawa itu dipekerjakan. Masa yang kayak gini di subsidi?” kata Bahlil.

(sfn/dry)