Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve atau The Fed masih membuka peluang pemangkasan suku bunga acuan pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) Desember mendatang.
Presiden Federal Reserve Bank of Minneapolis Neel Kashkari mengatakan masih tepat untuk mempertimbangkan pemotongan suku bunga lagi pada pertemuan bank sentral pada 17—18 Desember 2024 mendatang.
“Itu masih pertimbangan yang wajar,” kata Kashkari dikutip dari Bloomberg pada Selasa (26/11/2024) dalam menanggapi pertanyaan tentang apakah para pembuat kebijakan harus mengurangi biaya pinjaman seperempat poin pada pertemuan terakhir mereka tahun ini.
Dia menilai bahwa sepengetahuannya, saat ini otoritas moneter AS masih mempertimbangkan pemotongan 25 basis poin pada Desember 2024. Hal itu dinilai sebagai perdebatan yang wajar.
Kashkari mengatakan ketahanan ekonomi dalam menghadapi suku bunga yang lebih tinggi menunjukkan bahwa suku bunga netral, di mana kebijakan tidak membebani atau merangsang pertumbuhan, mungkin lebih tinggi sekarang.
Hal itu menimbulkan pertanyaan tentang seberapa besar kebijakan moneter membantu mendinginkan permintaan dalam ekonomi, katanya. Semakin lama ketahanan itu berlanjut, semakin ia berpikir bahwa pergeseran itu mungkin bersifat struktural dan bukan hanya sementara.
“Inilah yang sedang saya coba pahami sekarang, seberapa besar tekanan ke bawah yang kita berikan pada ekonomi, dan apa jalur inflasi,” kata Kashkari.
Adapun, The Fed telah menurunkan suku bunga sebesar tiga perempat poin persentase dalam beberapa bulan terakhir, termasuk pemotongan setengah poin yang lebih besar dari biasanya pada September. Mereka akan bertemu lagi pada 17—18 Desember 2024. Beberapa pejabat telah mengisyaratkan dukungan untuk laju penurunan suku bunga yang lebih bertahap ke depannya.
Pejabat Fed akan menerima lebih banyak data, baik tentang inflasi maupun pasar tenaga kerja, sebelum pertemuan mereka di bulan Desember. Pembaruan terbaru tentang pengukur harga pilihan Fed akan dirilis pada hari Rabu. Kemajuan inflasi, yang telah mendekati target 2% bank sentral, telah melambat dalam beberapa bulan terakhir.
“Saya yakin bahwa trennya sedang menurun, dan saat ini pasar tenaga kerja tetap kuat,” kata Kashkari.
Kashkari mengatakan bahwa meskipun tarif satu kali kemungkinan akan menyebabkan kenaikan harga satu kali, situasi di mana ada pembalasan oleh negara asing dapat menaikkan harga.
Secara terpisah, Presiden Federal Reserve Bank of Chicago Austan Goolsbee, memperkirakan bank sentral akan terus menurunkan suku bunga ke arah yang tidak membatasi atau mendorong aktivitas ekonomi.
“Kecuali ada beberapa bukti yang meyakinkan tentang pemanasan berlebihan, saya tidak melihat alasan untuk tidak terus menurunkan suku bunga dana federal,” kata Goolsbee dalam sebuah penampilan di Fox Business, mengacu pada suku bunga acuan bank sentral.
“Seberapa cepat itu terjadi akan ditentukan oleh prospek dan kondisi. Tetapi bagi saya, garis besarnya cukup jelas bahwa kita berada di jalur yang benar, dan jalur itu akan mengarah pada suku bunga yang lebih rendah, lebih dekat dengan apa yang Anda sebut netral,” ujar Goolsbee.
Goolsbee mengatakan perkiraannya tentang suku bunga netral mendekati estimasi median pejabat, yaitu 2,9% dalam proyeksi September 2024.
The Fed akan merilis notulen rapat FOMC 6—7 November pada Selasa (26/11/2024) waktu setempat. Para pembuat kebijakan pada pertemuan tersebut menurunkan suku bunga acuan bank sentral sebesar seperempat poin persentase, menyusul penurunan setengah poin pada bulan September.
Beberapa pejabat telah mendesak pendekatan yang hati-hati terhadap penurunan suku bunga di masa mendatang, mengingat ketahanan ekonomi yang berkelanjutan dan data inflasi yang kuat akhir-akhir ini. Ketua Fed Jerome Powell mengatakan awal bulan ini bahwa ekonomi tidak mengirimkan sinyal bahwa para pejabat perlu terburu-buru untuk menurunkan suku bunga.
Terkait data-data baru yang akan keluar pada pekan ini, Goolsbee mengatakan penting untuk tidak menyimpulkan sesuatu secara berlebihan dari data satu bulan.
“Saya pikir garis besarnya adalah inflasi beberapa bulan terakhir sering kali berada di bawah apa yang diharapkan, tetapi tidak jauh di atas target 2%,” katanya, mengacu pada target Fed untuk pertumbuhan harga.