Jakarta –
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto diundang sebagai pembicara kunci pada pertemuan Roundtable Luncheon yang diselenggarakan oleh US-ASEAN Business Council (US-ABC) di Washington D.C. pada Kamis (21/11/2024).
Mengutip keterangan tertulis Kementerian Koordinator Perekonomian, Sabtu (23/11), beberapa perwakilan perusahaan besar turut hadir dalam pertemuan tersebut, antara lain FedEx, ExxonMobil, S&P Global, BP, dan Freeport-McMoRan.
Selain memperkenalkan diri, berbagai perusahaan yang hadir juga turut berinteraksi dalam dialog strategis untuk meningkatkan atau memperluas ekspansi dalam kerja sama ekonomi dengan Indonesia termasuk dalam investasi dan perdagangan.
Senior Vice President (Policy) US-ABC Marc Mealy dalam pertemuan itu menyampaikan kerja sama ekonomi antara Amerika Serikat dan Indonesia akan semakin berkembang pada masa mendatang. Pergantian pemerintahan di kedua negara diharapkan akan membawa angin segar yang membuka peluang baru untuk memperkuat hubungan bilateral dan memperluas hubungan bisnis di berbagai sektor.
Sementara Airlangga menyatakan optimistis terhadap penguatan hubungan antara komunitas bisnis Indonesia dan Amerika Serikat. Airlangga juga menjabarkan perkembangan terbaru ekonomi Indonesia, prioritas Pemerintahan baru, dan strategi Pemerintah menuju Indonesia Emas 2045.
Selain itu, Airlangga juga meyakinkan fundamental ekonomi Indonesia tetap terjaga di tengah-tengah dunia yang menghadapi tantangan ekonomi global, seperti fragmentasi geo-ekonomi, lonjakan harga akibat ketegangan geopolitik, serta suku bunga tinggi yang memperburuk beban utang.
“Ekonomi Indonesia tumbuh kuat sebesar 5% pada semester awal 2024. Tingkat pertumbuhan ekonomi didorong oleh inflasi yang rendah dan terkendali dalam kisaran target, serta rasio utang terhadap PDB juga terkendali. Kondisi ini memberikan dasar yang kuat bagi stabilitas ekonomi nasional,” ujar Airlangga.
Perwakilan perusahaan yang hadir memberikan perhatian pada kebijakan Presiden Prabowo yang memberikan perhatian pada sektor pangan, energi baru terbarukan, dan hilirisasi industri.
Terdapat berbagai potensi kerja sama dalam peningkatan produktivitas pangan, di mana Pemerintah mencanangkan program food estate, pengembangan lahan sawah untuk tanaman padi, dan industri gula. Terdapat pula potensi kerja sama di bidang energi baru terbarukan, seperti hydropower, geothermal, carbon capture and storage, dan small modular reactor, yang dapat membantu Indonesia untuk mencapai target Net Zero Emission.
Terkait percepatan hilirisasi industri, pertemuan mencatat berbagai pencapaian penting pada 2024, antara lain dimulainya operasional fasilitas baterai EV terbesar di Asia Tenggara dan fasilitas pengolahan tembaga lini tunggal terbesar di dunia.
“Pencapaian ini menjadi langkah penting dalam memperkuat daya saing industri Indonesia di tingkat global dan mendorong transformasi ekonomi yang lebih berkelanjutan,” terang Airlangga.
Menjawab pertanyaan beberapa perwakilan perusahaan terkait pengaruh Pemerintahan baru terhadap ekosistem bisnis dan peluang untuk berinvestasi di Indonesia, Airlangga menegaskanperubahan pemerintahan tidak menjadi hambatan, justru semakin membuka peluang bagi perusahaan untuk dapat berinvestasi, sehingga dapat berkontribusi untuk menciptakan lapangan kerja baru di Indonesia.
Airlangga menambahkan Indonesia siap menerima investasi yang masuk dengan menyiapkan 22 Kawasan Ekonomi Khusus yang memberikan kemudahan dan insentif bagi investor.
Pada akhir pertemuan, Menko Airlangga menyampaikan apresiasi kepada US-ABC dan seluruh perusahaan yang hadir, dan mengundang kalangan bisnis AS untuk segera mengembangkan investasi di Indonesia menuju pembangunan yang berkelanjutan.
(hns/hns)