Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Ciri-ciri Awal HIV dan Tahap Lanjut pada Pria serta Wanita

Ciri-ciri Awal HIV dan Tahap Lanjut pada Pria serta Wanita

Jakarta

Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang menyerang sistem imun. Akibatnya, tubuh kurang mampu melawan virus sehingga pengidap HIV rentan terkena berbagai infeksi dan penyakit.

HIV yang tidak diobati dapat berkembang menjadi AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome). HIV/AIDS dapat bertahan seumur hidup dan hingga kini belum ditemukan obatnya. Kondisi ini juga dapat menular ke orang lain.

Sebab itu, penting untuk mengenali ciri-ciri HIV. Temukan gejala awal HIV hingga gejala tahap lanjutnya pada pria dan wanita.

Ciri-ciri HIV Tahap Awal

Dilansir WebMD, gejala awal infeksi HIV mirip flu dan tidak spesifik untuk jenis kelamin tertentu. Baik pria dan wanita dapat mengalami ciri-ciri berikut selama HIV tahap awal:

DemamRuamKelelahanNyeri ototKeringatan pada malam hariSakit tenggorokanSariawan di mulutPembengkakan kelenjar getah bening.

Gejala dapat berlangsung selama beberapa hari hingga berminggu-minggu. Ciri-ciri HIV ini muncul sekitar 2-4 minggu setelah terinfeksi virus. Terkadang gejalanya sangat ringan sehingga tidak disadari, dan beberapa orang bahkan tidak mengalami gejala apa pun.

Ciri-ciri HIV Tahap Lanjut

Pada infeksi tahap lanjut, gejala HIV dapat berbeda pada pria dan wanita. Wanita bisa mengalami infeksi jamur dan perubahan pada periode menstruasinya. Sementara pria mungkin mengalami masalah ereksi, kehilangan gairah seks, dan radang rektum atau proktitis.

Berikut tanda-tanda HIV yang dapat muncul pada pria dan wanita:

Ciri-ciri HIV pada Pria

Gejala umum HIV termasuk muncul borok di mulut. Bisa juga muncul di sekitar penis maupun anus. Luka ini umumnya berlangsung lama sembuh dan dapat berulang.

Sakit saat Buang Air Kecil

Nyeri ketika buang air kecil merupakan gejala infeksi menular seksual (IMS) seperti gonore atau klamidia. IMS dapat menjadi tanda terpapar HIV maupun masalah kesehatan lain.

Rasa sakit buang air kecil juga bisa menandakan prostatitis. Peluang terkena kondisi ini dan infeksi penyebabnya lebih tinggi pada pengidap HIV. Prostatitis dapat menimbulkan gejala lain, meliputi:

– Sakit saat ejakulasi.

– Buang air kecil lebih sering dari biasanya.

– Kencing keruh atau berdarah.

– Nyeri pada kandung kemih, testis, penis, atau area antara skrotum dan rektum.

– Nyeri punggung bawah, perut, atau selangkangan.

Ini bisa jadi tanda hipogonadisme atau kondisi testis yang tidak menghasilkan cukup hormon seks testosteron. Kondisi ini terkait dengan HIV, terutama di kalangan dewasa dengan HIV yang sudah tahap lanjut.

Ciri-ciri HIV pada Wanita

Perubahan Periode Menstruasi

Wanita pengidap HIV dapat mengalami darah haid yang lebih sedikit atau lebih deras. Bisa juga tidak mengalami menstruasi atau merasakan PMS yang parah. Hal ini bisa terjadi karena perubahan hormon yang disebabkan oleh virus pada sistem kekebalan tubuh.

Ini adalah infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual. HIV meningkatkan risiko tertular vaginosis bakterialis. Gejalanya meliputi:

– Keputihan.

– Nyeri dan gatal pada vagina.

– Rasa terbakar saat buang air kecil.

– Keluarnya cairan encer.

– Bau vagina yang kuat dan amis.

Wanita HIV bisa sering mengalami penyakit ini dalam setahun. Gejalanya mencakup:

– Keluar cairan putih kental dari vagina.

– Rasa sakit saat berhubungan seks.

– Sakit saat buang air kecil.

– Rasa nyeri pada vagina.

Infeksi Menular Seksual (IMS)

IMS seperti herpes genital, penyakit radang panggul (PID), klamidia, gonore, dan sifilis dapat terjadi saat terpapar HIV. Gejala yang ditimbulkan bisa lebih parah, seperti:

– Demam tinggi.

– Keputihan yang tidak biasa.

– Luka lepuh atau borok pada kemaluan.

– Periode haid tidak teratur.

– Rasa sakit ketika berhubungan seks.

– Sakit perut.

Bagaimana Cara Mengetahui Terinfeksi HIV?

Satu-satunya cara untuk mengetahui secara pasti apakah terkena HIV atau tidak adalah dengan menjalani tes HIV. Tes ini umumnya dilakukan pada darah dan cairan dari mulut, tapi bisa juga dengan sampel urine.

Dilansir CDC, terdapat tiga jenis tes HIV:

1. Tes Antibodi

Tes ini mencari antibodi terhadap HIV. Antibodi diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh saat terpapar HIV.

Tes antibodi dapat dilakukan mandiri. Tes yang menggunakan darah dari vena bisa mendeteksi HIV lebih cepat dibanding darah dari tusukan jari atau cairan mulut.

2. Tes Antigen

Tes antigen mencari antibodi atau antigen HIV. Antigen merupakan zat asing yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh aktif. Jika mengidap HIV, antigen yang disebut p24 diproduksi bahkan sebelum antibodi terbentuk.

Tes antigen dilakukan di laboratorium dengan mengambil darah dari vena. Tes ini juga dapat menggunakan darah dari tusukan jari.

3. Tes Asam Nukleat (NAT)

Tes asam nukleat bekerja dengan mendeteksi virus dalam darah. Darah dari vena akan diambil dan diuji di laboratorium. Dengan tes ini, HIV maupun virus lain dalam darah dapat terdeteksi. NAT mengidentifikasi HIV lebih cepat dari tes lainnya.

Itu tadi ciri-ciri HIV dan cara mengetahui apakah terinfeksi virus tersebut atau tidak melalui tes. Jika hasil tes positif, disarankan untuk segera mulai pengobatan HIV. Sebab virus ini mudah menular pada orang lain selama tahap awal infeksinya.

(azn/row)