Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani mengklaim geliat investasi asing di Indonesia kian meningkat di era Presiden Prabowo Subianto.
Menurutnya, upaya transisi pemerintahan dari Presiden Ke-7 RI Joko Widodo menuju Presiden Prabowo Subianto menunjukkan stabilitas politik dan ekonomi yang damai sehingga meningkatkan kepercayaan investor.
Alhasil, kata Rosan, saat ini antusiasme investor asing untuk berinvestasi makin tinggi.
Hal ini disampaikannya usai menghadiri jamuan santap siang yang digelar oleh Wakil Perdana Menteri (PM) Inggris Angela Rayner di Lancaster House, pada Kamis (21/11/2024) waktu setempat.
“Memang dari komitmen-komitmen itu kami harap implementasi secara cepat, dan juga tadi disampaikan juga misalnya beberapa kendala yang harus kami addres juga. Kami di Kemenves dan hilirisasi yang juga merupakan ujung tombak beliau [Prabowo] sampaikan, untuk capai pertumbuhan Indonesia menuju 8%,” tuturnya dalam keterangan resmi, Jumat (22/11/2024).
Rosan mengaku bahwa dirinya akan melanjutkan pertemuan dengan 7—8 perusahaan yang sebelumnya pada Kamis (21/11) telah bertemu bersama Prabowo untuk menekankan komitmen investasi Inggris di Indonesia.
Pasalnya, dari 8 perusahaan tersebut, sebanyak 6 pebisnis memastikan akan melakukan investasi Indonesia. Mulai dari British Petroleum (BP) dan juga The Swire, dan perusahaan lainnya.
“Bagi kami bagaimana mereka sudah menyampaikan minatnya, sehingga paling penting kami di kementerian investasi mem-follow up, memfalitasi agar komitmen itu bisa berjalan dengan cepat, dan juga tentunya meningkatkan pekerjaan yang berkualitas di Indonesia,” imbuhnya
Di sisi lain, Mantan Wakil Menteri BUMN itu juga menegaskan bahwa Prabowo menekankan mengenai pentingnya pemerintahan bersih agar upaya dalam menarik investasi bisa dilakukan dengan baik dan lancar.
Presiden Ke-8 RI itu, kata Rosan, menyampaikan kalau konflik kepentingan sama dengan korupsi harus ditekan.
Menurutnya, pesan ini menunjukkan komitmen kuat untuk menciptakan iklim investasi yang transparan dan efisien.
“Pak Presiden juga menyampaikan tidak akan boleh lagi ada conflict of interest, karena hal itu sama dengan korupsi,” pungkas Rosan.