Jakarta –
Presiden Prabowo Subianto menegaskan rencana pengembangan biodiesel yang disampaikan dalam Indonesia-Brazil Business Forum di Rio de Janeiro, Brasil, Minggu (17/11/2024) waktu setempat. Prabowo ingin menggunakan Biodiesel hingga 50 persen (B50) mulai tahun depan.
Mulanya Prabowo memuji Brazil yang dinilai lebih maju soal pemanfaatan energi hijau dan energi terbarukan. Untuk bioetanol, pemerintah perlu belajar banyak hal mulai dari hulu hingga hilirnya, seperti yang sudah sukses dilakukan di Brazil.
Di Brasil, industri biofuel telah berkembang selama 50 tahun. Bioetanol yang sebagian besar diproduksi dari tebu dan jagung.
“Saya pikir Brasil lebih maju bersama kami soal penggunaan biofuel energi yang berasal dari nabati. Dan Anda sangat berhasil dengan etanol, kami menuju biodiesel. Memproduksi diesel dari kelapa sawit,” kata Prabowo seperti disiarkan di Youtube Sekretariat Presiden.
“Sekarang kami di 35-40 persen, kami mau meningkatkannya ke 50 persen pada 2025,” ujar dia lagi.
Penggunaan bahan bakar nabati ini bisa mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil yang mayoritas dari impor. Selain itu, karbon yang dihasilkan dari proses pembuangan kendaraan juga lebih ramah.
Di sisi lain, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membeberkan pihaknya tengah melakukan persiapan untuk pelaksanaan mandatori biodiesel 40% (B40) pada 2025 mendatang.
Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia menyebut program B40 akan berjalan pada Januari 2025. Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya menuju penggunaan energi yang lebih bersih.
“Sekarang B40 kan mulai 1 Januari sudah mulai jalan. Selebihnya sambil berjalan. Tahun depan B40 yang sudah bisa running,” ujar Bahlil di Jakarta, dikutip Senin (4/11/2024).
Prabowo sudah menyampaikan visinya untuk menjadikan Indonesia mandiri energi dengan swasembada energi. Salah satu yang digencarkan adalah program campuran bahan bakar dengan kelapa sawit atau biodiesel.
Prabowo pernah mengatakan targetnya B50 bisa disalurkan di seluruh Indonesia paling cepat akhir tahun ini, atau paling lambat tahun depan. Hal ini bisa mengurangi ketergantungan impor minyak untuk membuat solar, ujungnya Prabowo menilai Indonesia bisa hemat US$ 20 miliar atau sekitar Rp 309,7 triliun untuk impor minyak.
“Kita sebentar lagi tak perlu impor solar lagi, solar kita akan datang dari yang namanya kelapa sawit, namanya biodiesel. Sekarang kan B35, kita akan percepat jadi B40, B50 minimal. Dengan capai B50, biodiesel 50% dari kelapa sawit, begitu capai itu Insyaallah akhir tahun ini atau awal tahun depan, kita akan hemat US$ 20 miliar,” ujar Prabowo saat memberikan sambutan dalam Penutupan Kongres PAN 2024, dikutip Minggu (25/8/2024) lalu.
(riar/din)