New York: Dolar Amerika Serikat (AS) bersiap untuk kenaikan mingguan terbesarnya dalam lebih dari sebulan pada perdagangan Jumat waktu setempat (Sabtu WIB), karena pasar menilai kembali ekspektasi penurunan suku bunga di masa mendatang dan pandangan kebijakan Presiden terpilih Donald Trump dapat bersifat inflasioner.
Dolar telah diuntungkan dari ekspektasi pasar dimana kebijakan pemerintahan Trump, termasuk tarif dan pemotongan pajak, dapat memicu inflasi, sehingga membuat Federal Reserve memiliki lebih sedikit ruang untuk memangkas suku bunga.
Mengutip data Yahoo Finance, Sabtu, 16 November 2024, indeks dolar diperdagangkan mendekati level tertinggi dalam satu tahun terhadap sekeranjang mata uang di 107,07, setelah naik hampir 1,65 persen minggu ini, yang merupakan performa terbaiknya sejak September. Indeks terakhir turun 0,19 persen di 106,68.
Dolar AS terakhir turun 1,4 persen menjadi 154,145 per dolar. Dolar AS juga bersiap untuk mencatat kenaikan mingguan terhadap yen Jepang setelah diperdagangkan di atas 156 yen minggu ini, untuk pertama kalinya sejak Juli.
Sementara itu, euro menuju kerugian minggu kedua berturut-turut setelah merosot ke level terendah sejak Oktober 2023. Euro terakhir naik pada USD1,054025.
Sedangkan nilai tukar pound sterling berada di jalur penurunan mingguan tertajam sejak Januari 2023, sekitar 2,4 persen. Nilai tukar terakhir turun 0,38 persen pada USD1,2620.
Nilai tukar pound sterling menunjukkan sedikit reaksi terhadap data yang menunjukkan ekonomi Inggris berkontraksi secara tak terduga pada September dan pertumbuhan melambat pada kuartal ketiga.
Fed tak buru-buru pangkas suku bunga
Di sisi lain, Ketua Fed Jerome Powell mengatakan bahwa bank sentral AS tidak perlu terburu-buru menurunkan suku bunga, yang mendorong para pedagang untuk membatalkan taruhan mereka yang lebih agresif pada penurunan suku bunga bulan depan dan seterusnya.
Sementara, data Departemen Perdagangan menunjukkan penjualan ritel AS meningkat sedikit lebih banyak dari yang diharapkan pada Oktober, tetapi momentum mendasar dalam belanja konsumen tampaknya melambat pada awal kuartal keempat.
Presiden Boston Fed Susan Collins juga mengatakan pemotongan suku bunga dapat dihentikan segera setelah pertemuan 17-18 Desember, tergantung pada data mendatang mengenai lapangan kerja dan inflasi.
Probabilitas pemotongan suku bunga pada Desember telah turun menjadi sekitar 61 persen dari mendekati 82 persen sehari yang lalu, menurut alat FedWatch CME.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Medcom.id
(HUS)