Jakarta –
Belakangan ramai dibicarakan terkait ikan kaleng diusulkan ke dalam menu Makan Bergizi Gratis (MBG) program pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Program MBG menggunakan ikan kaleng awalnya diusulkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Alasannya, ikan kaleng memiliki kandungan protein yang mencukupi. Namun tak sedikit yang bertanya mengapa tak menggunakan ikan segar langsung lantaran tak melewati proses pengawetan seperti ikan kaleng.
Apa alasannya?
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP, Budi Sulistyo mengatakan, usulan penggunaan ikan kaleng karena ikan segar tak selalu tersedia di beberapa daerah.
Menurutnya, daerah yang jauh dari pesisir pantai terkadang sulit untuk mendapatkan ikan segar. Sementara dengan ikan kaleng, distribusinya bisa lebih merata pada masyarakat.
“Kalau bahan bakunya itu kita di pantai, di pesisir, itu kan dekat dengan ikan segar,” jelas Budi kepada wartawan, Selasa (12/11/2024).
Tak hanya itu, Budi mengungkapkan untuk volume pengadaan ikan yang besar, distribusi produk laut segar juga memerlukan pendingin (cold storage).
“Namun ketika mulai ke arah daratan, bahan baku tingkat rantai dinginnya belum terbangun, maka ikan kaleng itu salah satu solusi,” jelas Budi.
Budi juga menyampaikan bahwa KKP berkomitmen untuk meningkatkan edukasi publik mengenai ikan kaleng, termasuk menjelaskan bahwa produk olahan ikan kaleng yang memenuhi standar SNI aman dikonsumsi.
Pihaknya menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat untuk menghilangkan stigma bahwa ikan kaleng tidak sebaik ikan segar, terutama di dapur-dapur dan pengolah makanan.
“Kami akan sosialisasi tentang olahan yang sudah memenuhi standar-standar SNI, itu layak konsumsi, Ini adalah satu hal yang sebetulnya menjadi langkah kami ketika kita harus melakukan edukasi kepada (masyarakat),” ucapnya.
NEXT: Wanti-wanti dokter gizi