Jakarta –
Dilaporkan ada hampir 100 orang yang menjalani rawat inap akibat kecanduan judi online di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM). Kepala Divisi Psikiatri RSCM Dr dr Kristiana Siste Kurniasanti, SpKJ mengatakan peningkatan cukup besar terjadi di awal tahun 2024 ini.
dr Kristiana menjelaskan kesadaran orang-orang terkait masalah adiksi judi online juga semakin besar.
“Jumlahnya itu kalau yang dirawat inap pada mendekati angka 100 dan yang dirawat jalan itu dua kali lipat dari angka yang dirawat inap,” kata dr Kristiana dalam media briefing dikutip Jumat (8/11/2024).
dr Kristiana mengingatkan jumlah tersebut hanya memperlihatkan sebagian kecil dari besarnya masalah adiksi judi online di masyarakat. Menurutnya dalam lingkup nasional, permasalahan judi online juga terjadi di banyak wilayah dan angkanya bisa berkali-kali lipat lebih besar.
Tren judi online mulai meluas semenjak pandemi di tahun 2021. Menurut dr Kristina, tren judi online ini juga makin menjamur semenjak pinjaman uang secara online semakin mudah untuk didapatkan.
“Kasus-kasus ini adalah kasus yang kami temui di klinik Adiksi RSCM dan memang usianya kebanyakan adalah usia produktif, dari remaja kemudian juga sampai dewasa muda, yaitu sekitar 40 tahun. Namun, juga kami menemui pasien-pasien yang sudah berusia lebih dari 60 tahun,” kata dr Kristina.
Dalam pemeriksaan yang dilakukan, ia menemukan motivasi orang yang melakukan judi online tidak selalu soal kesenangan saja. Umumnya mereka melakukan judi online karena tergiur dengan mendapatkan dana secara instan.
Ini bisa disebabkan karena kebutuhan yang mendesak atau sekadar pemenuhan gaya hidup.
“Mendapatkan uang secara segera dan mendapatkan kesenangan secara segera, jadi kesenangannya adalah bentuk gratifikasi yang bisa didapatkan secara segera,” tandasnya.
(avk/naf)