Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

SingTel Dibobol Hacker, China Diduga Turut Terlibat

SingTel Dibobol Hacker, China Diduga Turut Terlibat

Bisnis.com, JAKARTA – Kelompok peretas yang diduga disponsori negara China telah membobol Singapore Telecommunications (SingTel). Menjadi ancaman baru di mana obyek vital telekomunikasi menjadi incaran peretas.

SingTel merupakan konglomerat telekomunikasi Singapura, operator jaringan tetap utama di negara tersebut, dan salah satu dari empat operator jaringan seluler utama yang beroperasi di Singapura.

Melansir dari Reuters, Rabu (6/11/2024) berdasarkan laporan Bloomberg serangan ini seakan menjadi tonggak awal peretasan yang menargetkan perusahaan telekomunikasi serta operator infrastruktur penting.

Dalam kasus ini, penyidik percaya bahwa serangan tersebut dilakukan oleh kelompok peretas yang dikenal dengan nama Volt Typhoon.

Meski begitu, pihak perusahaan memastikan bahwa tidak ada data yang dicuri dan tidak ada gangguan pada layanan.

“Ada malware yang terdeteksi pada bulan Juni, yang kemudian ditangani dan dilaporkan ke otoritas terkait. Tidak ada data yang dicuri dan tidak ada dampak pada layanan,” ungkap pihak SingTel.

Di sisi lain, juru bicara Kedutaan Besar China di Washington Liu Pengyu mengatakan bahwa dirinya tidak memiliki informasi terkait insiden tersebut.

“China dengan tegas menentang dan memerangi serangan siber serta pencurian siber dalam segala bentuk,” tegas Pengyu.

Volt Typhoon sendiri telah terlibat dalam berbagai serangan terhadap sektor infrastruktur penting di AS, termasuk telekomunikasi dan energi. Serangan Volt ke SingTel diyakini sebagai bentuk uji coba sebelum mereka melakukan serangan siber terhadap perusahaan telekomunikasi AS.

Bloomberg mengungkapkan bahwa informasi yang diperoleh dari pelanggaran ini memberikan wawasan tambahan mengenai pola serangan yang mungkin akan ditargetkan pada infrastruktur kritis di luar negeri oleh kelompok tersebut.

China sebelumnya membantah terlibat dalam serangan-serangan tersebut, meskipun ada bukti yang mengaitkan kelompok Volt Typhoon dengan badan-badan keamanan siber internasional dan kelompok ransomware.