Jakarta –
Seorang pria di Norwegia mengeluhkan perutnya yang terus membesar. Awalnya, dokter yang memeriksanya yakin bahwa kondisi itu hanya karena masalah kelebihan berat badan atau obesitas.
Nyatanya, masalah kesehatan yang dialaminya lebih ternyata lebih berat dari itu.
Pada tahun 2011, pria bernama Thomas Kraut itu mulai mengalami masalah kesehatan dengan perutnya yang semakin membesar. Saat itu, ia didiagnosis mengidap diabetes tipe 2 dan obesitas pada tahun 2012.
Namun, 12 tahun kemudian, seorang dokter memeriksanya lebih detail dan mempersiapkan operasi gastric sleeve untuk mengatasi obesitasnya. Saat itulah mereka baru menyadari bahwa Kraut tidak hanya kelebihan berat badan, tetapi ada tumor raksasa di dalam perutnya.
“Perut saya terus membesar. Saya mendatangi banyak dokter dan pada tahun 2019 akhirnya disetujui untuk menjalani gastric sleeve,” tutur pria berusia 59 tahun itu, dikutip dari NYPost.
“Dokter hanya pernah berbicara tentang kelebihan berat badan dan diabetes. Saya diberikan Ozempic untuk mengatasi diabetes dan sebelum menjalani gastric sleeve, saya harus mengikuti kursus nutrisi serta kebugaran selama beberapa tahun,” lanjut dia.
Sampai akhirnya dokter menyadari bahwa permukaan perut Thomas keras, tidak seperti lemak. Selain itu, setelah mengubah pola makan dan menggunakan Ozempic, wajah dan lengannya terlihat sangat kurus.
Perubahan itu tidak terlihat pada perutnya yang masih membesar. Dokter sampai menduganya mengalami kekurangan gizi dan mengarahkannya untuk melakukan CT scan. Hasilnya, mereka melihat adanya tumor besar itu.
“Itu benar-benar mengejutkan bagi saya. Ginjal saya terpengaruh karena tumor itu menggerogoti ginjal kanan saya,” terang Thomas.
Dokter membutuhkan waktu dua minggu untuk mendiagnosis Thomas dengan tumor lemak langka. Kondisi itu sebenarnya terdiri dari beberapa area kanker kecil yang dikelilingi oleh lemak.
Thomas menjalani operasi selama 10 jam untuk mengangkat tumor besar itu pada 26 September 2023. Setelah diangkat, beratnya 60,18 pon atau sekitar 27 kg dan diameternya 20,59 inci yakni sekitar 52,3 cm.
Tumor itu telah menyebabkan kerusakan signifikan pada tubuhnya dan sebagian usus halusnya serta ginjal kanannya harus diangkat. Dan ia masih memiliki jaringan kanker yang tumbuh di dalam dirinya.
“Saya pergi ke psikolog untuk terapi setiap dua minggu. Saya harus pergi ke dokter onkologi dua kali setahun karena saya masih memiliki jaringan tumor di dalam diri saya yang terus tumbuh. Saya diberi tahu bahwa tumor itu tidak dapat diangkat karena terhubung ke beberapa organ,” katanya.
(sao/kna)