Bisnis.com, JAKARTA – Jepang meluncurkan satelit dengan bahan dasar kayu bernama LignoSat ke luar angkasa pada Senin malam waktu Jepang.
Melansir dari The Verge, Rabu (6/11/2024) satelit ini menumpang roket milik SpaceX yang mengarah ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Adapun, LignoSat merupakan satelit yang terbuat dari jenis kayu Hoonoki. Satelit ini akan mengorbit bumi pada ketinggian sekitar 250 mil dan para ilmuwan akan memantau kinerjanya selama enam bulan penuh.
Tim peneliti dari Universitas Kyoto dan Sumitomo Forestry memutuskan untuk menguji material kayu ini karena sifatnya yang memiliki daya tahan tinggi, kemampuan pengerjaan yang baik, serta stabilitas dimensi yang luar biasa.
Kayu Hoonoki juga dikenal di Jepang sebagai bahan pembuatan sarung pedang tradisional, yang terkenal kuat dan tahan lama.
Peneliti utama proyek ini, Takao Doi yang juga merupakan seorang astronot dan profesor di Universitas Kyoto, mengatakan bahwa temuan ini berpotensi mengubah cara kita membangun dan hidup di luar angkasa.
“Dengan kayu, bahan yang dapat kita produksi sendiri, kita akan dapat membangun rumah, tinggal, dan bekerja di luar angkasa selamanya,” kata Takao.
Proyek ini dimulai pada tahun 2020 dan sebelumnya telah melakukan uji coba paparan antariksa di Stasiun Antariksa Internasional pada 2022. Dalam misi ini, tim akan mengamati bagaimana kayu Hoonoki bertahan terhadap radiasi, suhu ekstrem, dan kekosongan ruang angkasa, serta menguji kemampuannya dalam melindungi semikonduktor dari radiasi berbahaya.
Menurut tim peneliti, kurangnya air dan oksigen di luar angkasa akan mencegah kayu dari pembusukan atau kebakaran, yang biasa terjadi pada bahan organik di Bumi.
Selain itu, kayu diperkirakan lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan material logam yang biasanya digunakan untuk satelit, karena satelit logam dapat melepaskan partikel berbahaya saat terbakar saat memasuki atmosfer.
Jika uji coba ini sukses, tim Takao berharap dapat mengembangkan lebih lanjut teknologi satelit kayu ini, dengan impian lebih besar, yakni membangun koloni di Bulan atau Mars menggunakan material kayu.
“Jika kami dapat membuktikan bahwa satelit kayu pertama kami berfungsi, kami ingin mengajukannya ke SpaceX milik Elon Musk,” ujarnya.
Dalam kurun waktu 50 tahun mendatang, mereka membayangkan menanam pohon untuk menghasilkan kayu yang akan digunakan dalam pembangunan rumah kayu di luar angkasa.