Liputan6.com, Jakarta – Ketua Umum DPP Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Dani Setiawan, menyampaikan terdapat tiga hal utama yang perlu menjadi perhatian Pemerintahan baru yang di pimpin Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka di sektor perikanan.
Pertama, menyangkut kesejahteraan nelayan dan pelaku usaha perikanan di Indonesia. Ia melihat hingga kini masih banyak nelayan yang miskin bahkan mengalami kemiskinan ekstrim, utamanya di daerah pesisir.
“Setidaknya ada tiga hal yang menurut kami perlu mendapatkan perhatian. Pertama adalah soal kesejahteraan nelayan dan pelaku usaha perikanan Indonesia yang saya kira dalam kondisi kesejahteraan yang masih miskin dan bahkan kemiskinan ekstrim itu masih ada di masyarakat daerah pesisir,” kata Dani dalam Diskusi Publik KNTI ‘Arah Kebijakan Baru Pemerintah Indonesia pada Tata Kelola Perikanan’, Selasa (29/10/2024).
Selain itu, KNTI juga menilai perlindungan wilayah penangkapan ikan di Indonesia masih sangat lemah, bahkan konflik ruang laut antara nelayan dengan aktivitas perikanan yang lain juga masih tinggi. Oleh karena itu, ia berharap di Pemerintahan yang baru bisa memperhatikan hal tersebut.
Perhatian kedua, kaitannya dengan akses terhadap teknologi, permodalan, pasar, hingga peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) yang masih lemah.
“Dari nelayan dan pembudidaya kita, termasuk pengorganisasian nelayan dan pembididaya ikan di Indonesia yang masih lemah, dan KNTI disini terus kami mendorong agar penguatan sumber daya manusia, penguatan organisasi nelayan untuk menopang kemajuan sektor perikanan itu sendiri,” ujarnya.
Ketiga, terkait dengan keberlanjutan dari sumber daya ikan itu sendiri. Lantaran, kata Dani, wilayah perikanan Indonesia banyak yang dieksploitasi berlebihan. Alhasil, banyak nelayan yang kesulitan mendapatkan sumber daya ikan.
“Saya kira itu sangat penting ke depan, bagaimana praktek ilegal fishing, over fishing, itu bisa menjadi satu perhatian Pemerintah, termasuk pencemaran laut masih menjadi masalah besar, terutama dari sampah, dan pencemaran dari tumpahan minyak yang dirasakan nelayan-nelayan kami dibeberapa daerah,” pungkasnya.