Banyuwangi (beritajatim.com) – Orang tua di Banyuwangi patut berlega hati jika mendapat program gratis masuk PAUD atau Pendidikan Anak Usia Dini. Ya, program itu benar-benar bisa terwujud jika orang tua memenuhi persyaratan.
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi memang tengah melakukan program gratis masuk PAUD. Namun, ada syarat yang harus dipenuhi orang tua, salah satunya tentang riwayat pemberian air susu ibu (ASI).
Catatannya, orang tua khususnya ibu harus memberikan ASI paling tidak selama enam bulan, hingga dua tahun.
Program ini berjalan melalui pendampingan Puskesmas Kalibaru Kulon bersama Dinas Pendidikan dan TP PKK Kalibaru. Para ibu yang baru melahirkan mendapat pendampingan untuk memberikan ASI eksklusif minimal selama enam bulan.
Selain itu, para ibu juga mendapat arahan mengonsumsi nutrisi yang mendukung kelancaran ASI. Bahkan, ibusui dari keluarga kurang mampu juga mendapat perhatian.
Mereka mendapat makanan dan nutrisi yang berasal dari program gotong royong Banyuwangi. Di antaranya, Banyuwangi Berbagi, Belanja di Hari Cantik, program penanganan stunting, dan berbagai program lainnya.
“Tidak mudah memberikan ASI, butuh kesabaran. Tapi manfaatnya sangat besar dan lama, karena akan dirasakan hingga anak tumbuh dewasa,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, saat mewisuda dan memberikan sertifikat pada ratusan ibu yang telah memberikan ASI Ekslusif minimal selama 6 bulan, di Desa Banyuanyar, Kecamatan Kalibaru.
Saat itu, Bupati Ipuk mewisuda 250 orang ibu. Mereka para ibu menyusui yang berhasil memberikan ASI Eksklusif.
“Kami sangat menghargai semua pihak di Kecamatan Kalibaru yang menginisiasi program ini. Bahkan untuk mendorong ibu-ibu memberikan ASI hingga 2 tahun diberikan insentif pendidikan. Ini sangat keren,” kata Ipuk.
Dalam program ini tidak hanya sertifikat ASI ekslusif, para ibu yang berhasil memberikan ASI hingga dua tahun usia anak juga akan diberikan sertifikat. Sertifikat dua tahun ASI itu dapat digunakan untuk mendaftarkan anaknya sekolah Paud gratis.
“Dengan program ini kami harapkan bisa mencetak generasi masa depan yang berkualitas. Ini layak dicontoh kecamatan lainnya,” kata Ipuk.
Selain penting untuk tumbuh kembang anak, Ipuk mengatakan ASI juga dapat menghindari anak dari stunting. Karena itu, Ipuk mendorong agar ibu-ibu bisa melanjutkan memberikan ASI pada anaknya hingga usia dua tahun.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Kalibaru Kulon, Hadi Kusairi, wisuda ibu menyusui tersebut berasal dari enam desa di Kalibaru.
“Kami punya data by name by adress para ibu yang baru melahirkan. Mereka mendapat pendampingan dari Puskesmas dan PKK, untuk dipantau dan disuport memberikan ASI ekslusif pada anaknya,” kata Hadi.
Beruntungnya, usai diwisuda dan mendapatkan sertifikat, ibu tersebut bisa mendaftarkan anaknya ke PAUD secara gratis.
“Kami telah bekerjasama dengan korwil satdik Dinas Pendidikan, bagi mereka yang berhasil memberikan ASI hingga dua tahun akan dibebaskan uang pendaftaran masuk PAUD di seluruh wilayah Kecamatan Kalibaru,” tambah Hadi. [rin/but]