Jakarta –
Lembaga survei bernama Global EV Alliance telah melakukan studi dan riset mengenai tingkat kepuasan pemilik mobil listrik di dunia. Hasilnya, hampir semua pemilik kendaraan nonemisi tersebut enggan kembali ke mobil konvensional!
Disitat dari Bloomberg dan Carscoops, Senin (16/12), studi yang dikerjakan Global EV Alliance melibatkan lebih dari 23 ribu responden dari 18 negara berbeda, termasuk Amerika Serikat, Kanada, Austria, Prancis, India dan Brazil. Seluruhnya merupakan pemilik mobil listrik.
Studi tersebut mengungkap, 92 persen responden yang sudah menggunakan mobil listrik tak akan kembali ke mobil bensin. Sementara empat persennya berniat pindah ke model hybrid dan tiga persen tak punya jawaban. Menariknya, hanya satu persen yang mau kembali ke mobil bensin.
Studi pengguna mobil listrik global Foto: Doc. GEVA.
Penelitian yang sama juga menjelaskan, alasan responden membeli mobil listrik karena operasional kendaraan yang murah (45 persen), ramah lingkungan (40 persen), performa kendaraan (21 persen), minim biaya perawatan (18 persen) dan lainnya.
Sementara halangan responden dalam membeli mobil listrik kurang lebih sama seperti di Indonesia, yakni terbatasnya pengisian daya baterai. Khususnya, fasilitas dengan teknologi fast charging. Itulah mengapa, Tesla melalui jaringan supercharger-nya terus melakukan perluasan fasilitas.
“Ketika ditanya tentang kelemahan EV, hasilnya menunjukkan bahwa kelemahan paling signifikan adalah terbatasnya ketersediaan pengisi daya cepat, sifat pengisian daya yang memakan waktu, dan seringnya waktu henti stasiun pengisian daya cepat,” demikian bunyi studi tersebut.
Disitat dari Electrek, firma riset EV terkemuka Rho Motion mengungkap, penjualan listrik global mencapai rekor baru pada bulan Oktober 2024, yakni 1,7 juta unit sebulan. China masih mendominasi pasar dengan penjualan 1,2 juta unit kendaraan atau naik 50 persen lebih dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Penjualan di AS dan Kanada juga terus tumbuh (+9% YTD). Bahkan, dengan kemunculan beberapa model baru, angkanya diprediksi akan makin meroket di bulan-bulan setelahnya.
(sfn/din)