9 Rumah Adat Sumatera Utara yang Masih Lestari

3 March 2024, 13:57

rumah adat Sumatera Utara(wikipedia)

Rumah adat Sumatera Utara terdiri dari keragaman yang sangat melimpah, mulai dari bentuk yang sederhana hingga bentuk yang sempurna. Masing-masing memiliki ciri khas yang sesuai dengan identitas sejumlah suku yang mendiami wilayah utara Nusantara ini.
Perbedaan tersebut juga bisa disebabkan oleh pengaruh lingkungan, kebudayaan, hingga pandangan hidup masing-masing suku. Sehingga tidak heran menampilkan rumah adat yang berbeda-beda walaupun secara geografis berada dalam satu wilayah yang sama.
Menariknya lagi, peninggalan kebudayaan ini sudah berumur sangat tua. Namun, sejumlah rumah tradisional masih berdiri tegak di tengah modernnya zaman. Selain dukungan pemerintah, orang-orang seperti kamu yang mau mencari tahu informasi tentang ini termasuk berpengaruh dalam melestarikan budaya di Sumatera Utara.
Baca juga : 9 Rumah Adat Jawa Timur dan Filosofinya
Rumah Adat Sumatera Utara
Arsitektur rumah tradisional yang terkenal di Sumatera Utara antara lain yaitu Batak, Melayu dan Nias. Padahal, Sumatera Utara memiliki sejumlah arsitektur rumah lainnya yang tak kalah unik dan menawan. Selengkapnya bisa kamu lihat dalam ulasan di bawah ini.
1. Rumah Bolon
Mari mulai mengenal dari yang paling populer dahulu, yang juga dikenal sebagai ikon Sumatera Utara, yakni Rumah Bolon. Memiliki tampilan yang begitu eksotis sebab rumah panggung ini memiliki atap mirip pelana kuda dengan bagian ujung yang lancip dan terbuat dari ijuk.  Baca juga : 7 Rumah Adat Sulawesi Selatan, Masih Dilestarikan Hingga Kini
Bolon sendiri artinya besar mencerminkan ukuran bangunannya. Konon, dulunya rumah ini merupakan tempat tinggal para raja Sumatera Utara. 
Meski demikian, area dalamnya hanya terdiri dari tiga bagian kamar yang tidak bersekat. Ruangan untuk keluarga rumah, ruangan untuk anak perempuan yang memiliki rumah/tamu yang datang, serta ruangan khusus bagi anak lelaki tertua yang telah menikah. 
2. Rumah Adat Puri Melayu Sri Menanti Baca juga : 10 Tarian Sulawesi Tengah, Gambarkan Keunikan yang Berbeda
Rumah adat lainnya yang populer berasal dari suku Melayu yang mendiami Sumatera Utara sudah sejak ratusan tahun lalu. Rumah tradisional ini dikenal dengan nama Puri Melayu Sri Menanti, yang artinya ialah menanti kedatangan keluarga besar.
Bangunan menggunakan konsep rumah panggung dengan ukiran Melayu yang khas seperti rumah Upin & Ipin di Malaysia.
Pada tahun 1910, pengawal kerajaan Negeri Padang sudah mulai membangun rumah adat ini di kawasan Tebing Tinggi. Seiring berjalannya waktu, fungsi rumah ini berubah menjadi sanggar silat melayu, seni tari tradisional, dan menenun songket, tepatnya sejak tahun 2000-an.  Baca juga : Rumah Adat Betawi Beserta Filosofinya, yang Penting Untuk Diketahui
Selain itu, di dalam bangunan juga terdapat perlengkapan berbahan kuningan khas adat istiadat Melayu.
3. Siwaluh Jabu
Keindahan seni arsitekturnya yang begitu cantik menjadi ciri khas dari rumah adat Siwaluh Jabu. Gagah dan megah, berhiaskan ornamen yang kaya akan unsur filosofis.
Bukan sekadar menggambarkan kebesaran, namun lebih tepatnya menggambarkan hubungan erat antar masyarakat Karo dan sesamanya serta alam.  Baca juga : Hadirkan Layanan JKN di IKN, Presiden RI Groundbreaking Kantor BPJS Kesehatan
Rumah diisi dengan delapan anggota keluarga, sesuai dengan arti dari nama Siwaluh Jabu. Serta dibangun menggunakan sejumlah material dari alam. Uniknya, konsep bangunan tersebut mampu meredam guncangan.
Keunikan tersebut didapatkan dari proses pembangunannya yang melibatkan banyak warga, serta melaksanakan sejumlah ritual upacara sesuai kepercayaan masyarakat setempat.
4. Rumah Bolon Pematang Purba Baca juga : PT Timah Dukung Pembangunan Rumah Adat Sentana Jering Amantubillah
Pengunjung yang mendatangi rumah adat Pematang Purba di Kecamatan Purba ini akan dibawa masuk ke era kerajaan. Suasana khas kerajaan dapat dirasakan dari kompleksitas istana, serta nuansa klasik di dalamnya. Adapun dulunya rumah bolon pematang purba memang merupakan istana para raja Pematang Purba. 
Istana tersebut berada di antara 7 bangunan lainnya yang dibangun satu kompleks dengannya,  dengan fungsi yang berbeda-beda. Ada tempat khusus untuk raja, untuk menyimpan alat-alat tenun permaisuri, menginap para tamu raja, hingga pengadilan. 
Semua bangunan tersebut terinspirasi dari bentuk kerbau. Hewan yang dilambangkan sebagai kekuatan, kokoh dan pekerja keras. Baca juga : 5 Senjata Tradisional Lampung Populer yang Wajib Kamu Ketahui
5. Rumah Adat Pakpak
Pada zaman dahulu, suku Dairi asli Sumatera Utara menggunakan rumah pakpak sebagai hunian tinggalnya. Kesenian arsitektur rumah ini tampak begitu kental dan menyimpan sejumlah makna mendalam. Seperti keberanian menanggung risiko berat mempertahankan adat, semangat kepahlawanan, kerukunan, kebijaksanaan, hingga kerendahan hati.
Sementara itu, fungsi dari rumah ini adalah untuk melaksanakan upacara-upacara ritual, terkait kelahiran, perkawinan, dan kematian. Selain itu, untuk tempat musyawarah warga dan acara adat lainnya.  Baca juga : Polsek Silau Kahean dan Tim Gabungan Terjun ke Lokasi Kebakaran Perkebunan Sawit Pastikan Api Sudah Padam
Namun, kini sudah menjadi cagar budaya yang dapat dikunjungi wisatawan tanpa keperluan adat. Rumah terdiri dari dua lantai dengan atap yang tinggi, berbahan dinding kayu yang sangat kuat dan tahan lama.
6. Bagas Godang
Yang satu ini merupakan tempat tinggal para raja Mandailing, sebuah suku yang telah lama mendiami Sumatera Utara. Seperti halnya rumah adat lain, fungsi utamanya adalah sebagai tempat peradilan dan kumpul warga saat perayaan adat. Baca juga : Cibubur Junction Gelar Festival Kuliner Pake Kecap dengan 45 Jenis Makanan
Bedanya, di sekitar bangunan, terdapat halaman luas yang disebut sebagai pelunas hutang. Siapa pun yang masuk ke area tersebut akan dilindungi oleh raja. Selain itu, lokasi tersebut juga sering ditempatkan Gordang Sambilan, yakni alat musik khas etnis Mandailing berupa bedug yang berukuran panjang dan tinggi.
Yang unik dari bangunan ini terletak pada penyangga rumahnya yang berukuran besar dan berjumlah ganjil. Selain itu, hampir keseluruhan bangunannya terbuat dari kayu. Sementara bangunan di dalamnya terbagi menjadi empat ruang, yakni untuk ruang depan, ruang tengah, dapur, dan ruang tidur.
7. Ruma Gorga Baca juga : 7 Pakaian Adat Aceh Beserta Ciri Khasnya
Dibandingkan lainnya, Ruma Gorga memiliki hiasan paling cantik. Bukan sekadar ukiran biasa, pahatan kayu tersebut diyakini masyarakat Batak memiliki makna-makna simbolis dan kekuatan magis. Artinya, penentuan jenis ukiran tidak bisa sembarang. 
Masyarakat sampai harus bermusyawarah untuk menentukan jenis motif apa yang pantas dipasang di Ruma Gorga yang akan dibangun. Selain itu, tata cara pembuatannya masih tradisional, sehingga hasil ukirannya benar-benar otentik dan tahan lama, tidak mudah lapuk.
Rumah-rumah dahulu yang menggunakan ukiran ruma gorga ini akan sangat dihormati. Namun seiring berkembangnya zaman, ukiran-ukiran tersebut diadaptasi ke dalam kerajinan untuk menarik wisatawan. Baca juga : 8 Rumah Adat Aceh Beserta Keunikannya
8. Rumah Adat Nias
Sumatera Utara juga diwariskan rumah adat oleh suku Nias yang memiliki ragam ciri khas. Beberapa di antaranya yaitu Omo Niha-Nias, Omo Laraga, Omo Hada, dan Omo Sebua. 
Meski berasal dari suku yang sama, bentuk dari rumah panggungnya berbeda-beda. Omo Niha-Nias memiliki ciri khas berbentuk seperti perahu dengan pondasi kayu berukuran tinggi dan besar. Baca juga : 10 Rumah Adat Kalimantan Barat dan Keunikannya
Berbeda dengan Omo Laraga yang berbentuk bulat, begitupun dengan atapnya. Lainnya, yaitu Omo Hada dengan kelebihan yang tahan akan gempa bumi, serta Omo Sebua dengan ukiran khasnya.
Jika dikulik lebih dalam, masih banyak jenis rumah adat Nias lainnya yang tak kalah menarik untuk diketahui sebagai peninggalan leluhur Sumatera Utara. 
9. Rumah Adat Angkola Baca juga : 5 Rumah Adat Jawa Tengah yang Wajib Kamu Tau
Banyak yang menyamakan Rumah Adat Angkola dengan Bagas Gondang khas Mandailing. Padahal, perbedaan yang cukup mencolok bisa kamu lihat pada kedua model rumah adat ini. Baik pada struktur bangunan, tampilan hingga pembagian area bangunannya.
Dengan struktur lebih mengkotak serta atap yang besar menyerupai pelana kuda. Atapnya itu bisa terbuat dari tanah liat atau ijuk. Sedangkan dindingnya dari papan tanpa plafon. Keseluruhan rumah umumnya di cat menggunakan warna putih-orange dan coklat tua.
Ketinggiannya pun tergolong biasa, tidak seperti rumah adat Batak lain.
Itulah tadi sejumlah rumah adat Sumatera Utara yang masih lestari. Yuk jelajahi setiap kota di Indonesia untuk mengenal lebih dalam setiap warisan budaya yang ada.

Tokoh

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi