Jakarta: Praktik serangan fajar, yaitu politik uang menjelang atau saat Pilkada, terus menjadi perhatian serius karena merusak prinsip demokrasi dan masa depan bangsa.
Dalam praktik ini, calon pemimpin memberikan uang atau barang kepada pemilih untuk mempengaruhi pilihan mereka, sehingga hasil pemilu tidak lagi mencerminkan kehendak rakyat, melainkan kepentingan segelintir pihak yang memiliki kekuatan finansial.
Selain menciptakan ketidakadilan, serangan fajar juga berpotensi memicu korupsi karena pemimpin yang terpilih melalui cara ini sering kali merasa perlu “mengembalikan modal” kampanye.
Dampaknya, masyarakat dirugikan oleh pemerintahan yang tidak berpihak pada kepentingan publik, melainkan pada keuntungan pribadi atau kelompok tertentu.
Menolak serangan fajar adalah langkah penting untuk menjaga integritas demokrasi dan memastikan masa depan bangsa yang lebih baik. Berikut Medcom.id telah merangkum tujuh alasan mengapa serangan fajar harus ditolak saat Pilkada 2024.
Baca juga: Masyarakat Diingatkan Tolak Serangan Fajar Pilkada
7 Alasan Menolak Serangan Fajar
1. Merusak Integritas Demokrasi
Serangan fajar menciptakan ketidakadilan dalam Pilkada dengan mengorbankan prinsip dasar demokrasi. Ketika suara dapat dibeli, hasil pilkada tidak mencerminkan kehendak rakyat, melainkan kepentingan pihak tertentu.
2. Mendorong Korupsi
Praktik ini sering kali menjadi pintu masuk bagi tindak korupsi setelah kandidat terpilih. Pemimpin yang mengeluarkan biaya besar untuk serangan fajar cenderung merasa perlu “mengembalikan modal,” yang berpotensi menjerumuskan mereka dalam penyalahgunaan kekuasaan.
3. Menurunkan Legitimasi Pilkada
Politik uang melemahkan kepercayaan masyarakat terhadap proses demokrasi. Ketika Pilkada dianggap tidak adil, legitimasi pemimpin terpilih juga dipertanyakan, merusak stabilitas pemerintahan.
4. Kerugian bagi Pemilih
Pemilih yang menerima imbalan dari serangan fajar sering kali kecewa karena janji kampanye yang diberikan jarang ditepati. Akibatnya, masyarakat harus menanggung pemerintahan yang buruk selama bertahun-tahun.
5. Mengabaikan Calon Berintegritas
Praktik ini meminggirkan calon-calon yang memiliki kapasitas dan integritas. Kandidat dengan sumber daya finansial yang besar lebih diuntungkan, meskipun tidak memenuhi kriteria untuk memimpin.
Baca juga: Wapres Gibran Nyoblos Pilgub Jateng dan Pilwakot Surakarta di TPS 018
6. Meningkatkan Biaya Politik
Politik uang menaikkan biaya kampanye, menjadikan partisipasi politik semakin sulit bagi kandidat berkualitas yang tidak memiliki sumber daya besar. Ketimpangan ini memperburuk ketidakadilan dalam dunia politik.
7. Bertentangan dengan Nilai Agama
Dalam perspektif agama, khususnya Islam, serangan fajar merupakan bentuk risywah (suap) yang dilarang. Menerima uang atau barang untuk memilih pemimpin yang tidak layak dianggap sebagai perbuatan tercela dan dosa besar.
Dengan memahami dampak buruk serangan fajar, masyarakat diharapkan dapat lebih bijak dalam menentukan pilihan.
Memilih pemimpin daerah berdasarkan integritas, dan visi, bukan imbalan materi adalah langkah penting untuk membangun demokrasi yang sehat dan berkeadilan. Jadilah pemilih yang bijak, dan jangan golput! (Angel Rinella)
Jakarta: Praktik serangan fajar, yaitu politik uang menjelang atau saat Pilkada, terus menjadi perhatian serius karena merusak prinsip demokrasi dan masa depan bangsa.
Dalam praktik ini, calon pemimpin memberikan uang atau barang kepada pemilih untuk mempengaruhi pilihan mereka, sehingga hasil pemilu tidak lagi mencerminkan kehendak rakyat, melainkan kepentingan segelintir pihak yang memiliki kekuatan finansial.
Selain menciptakan ketidakadilan, serangan fajar juga berpotensi memicu korupsi karena pemimpin yang terpilih melalui cara ini sering kali merasa perlu “mengembalikan modal” kampanye.
Dampaknya, masyarakat dirugikan oleh pemerintahan yang tidak berpihak pada kepentingan publik, melainkan pada keuntungan pribadi atau kelompok tertentu.
Menolak serangan fajar adalah langkah penting untuk menjaga integritas demokrasi dan memastikan masa depan bangsa yang lebih baik. Berikut Medcom.id telah merangkum tujuh alasan mengapa serangan fajar harus ditolak saat Pilkada 2024.
7 Alasan Menolak Serangan Fajar
1. Merusak Integritas Demokrasi
Serangan fajar menciptakan ketidakadilan dalam Pilkada dengan mengorbankan prinsip dasar demokrasi. Ketika suara dapat dibeli, hasil pilkada tidak mencerminkan kehendak rakyat, melainkan kepentingan pihak tertentu.
2. Mendorong Korupsi
Praktik ini sering kali menjadi pintu masuk bagi tindak korupsi setelah kandidat terpilih. Pemimpin yang mengeluarkan biaya besar untuk serangan fajar cenderung merasa perlu “mengembalikan modal,” yang berpotensi menjerumuskan mereka dalam penyalahgunaan kekuasaan.
3. Menurunkan Legitimasi Pilkada
Politik uang melemahkan kepercayaan masyarakat terhadap proses demokrasi. Ketika Pilkada dianggap tidak adil, legitimasi pemimpin terpilih juga dipertanyakan, merusak stabilitas pemerintahan.
4. Kerugian bagi Pemilih
Pemilih yang menerima imbalan dari serangan fajar sering kali kecewa karena janji kampanye yang diberikan jarang ditepati. Akibatnya, masyarakat harus menanggung pemerintahan yang buruk selama bertahun-tahun.
5. Mengabaikan Calon Berintegritas
Praktik ini meminggirkan calon-calon yang memiliki kapasitas dan integritas. Kandidat dengan sumber daya finansial yang besar lebih diuntungkan, meskipun tidak memenuhi kriteria untuk memimpin.
6. Meningkatkan Biaya Politik
Politik uang menaikkan biaya kampanye, menjadikan partisipasi politik semakin sulit bagi kandidat berkualitas yang tidak memiliki sumber daya besar. Ketimpangan ini memperburuk ketidakadilan dalam dunia politik.
7. Bertentangan dengan Nilai Agama
Dalam perspektif agama, khususnya Islam, serangan fajar merupakan bentuk risywah (suap) yang dilarang. Menerima uang atau barang untuk memilih pemimpin yang tidak layak dianggap sebagai perbuatan tercela dan dosa besar.
Dengan memahami dampak buruk serangan fajar, masyarakat diharapkan dapat lebih bijak dalam menentukan pilihan.
Memilih pemimpin daerah berdasarkan integritas, dan visi, bukan imbalan materi adalah langkah penting untuk membangun demokrasi yang sehat dan berkeadilan. Jadilah pemilih yang bijak, dan jangan golput! (Angel Rinella)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Medcom.id
(SUR)