64 Tahun PMII, Respons Mahasiswa Muslim terhadap Situasi Politik

17 April 2024, 20:56

TEMPO.CO, Jakarta – Pada 17 April 2024, diperingati Hari Lahir Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia atau PMII yang ke-64. PMII adalah singkatan dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia yang didirikan pada 17 April 1960 di Surabaya. Dikutip dari Nu.Online, PMII pertama kali dipimpin Mahbub Djunaidi sebagai ketua umum pertama, dengan A. Chalid Mawardi sebagai wakil ketua dan M. Said Budairy sebagai sekretaris umum. PMII lahir sebagai respons terhadap pergeseran politik umat Islam pada 1950-an yang tidak lagi mengidentifikasi Masyumi sebagai satu-satunya representasi politik mereka. Konflik internal di Masyumi semakin membesar dengan keluarnya tokoh-tokoh dari Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII) pada 1947, dan kemudian NU pada 1952. Keadaan ini mengganggu gagasan persatuan politik umat Islam.PMII diharapkan dapat mendukung Partai NU dengan menyediakan kader yang mendukung program-programnya. Kondisi politik saat itu memberikan kesempatan bagi mahasiswa, termasuk mereka yang terafiliasi dengan NU, untuk terlibat dalam politik praktis. Selain faktor politik, pertumbuhan jumlah pelajar dan mahasiswa di kalangan NU juga berpengaruh, dengan munculnya organisasi seperti Ikatan Pelajar NU (IPNU), Ikatan Mahasiswa NU (IMANU), dan Keluarga Mahasiswa NU (KMNU).Dibentuk pada 1960, PMII diharapkan menjadi organisasi yang dinamis dan terbuka bagi semua golongan, tanpa menggunakan nama NU untuk menciptakan citra yang inklusif. Sebagai organisasi progresif, PMII diharapkan mampu membentuk karakter mahasiswa Muslim yang tangguh dan memberikan kontribusi positif bagi bangsa dan negara di masa depan.Pertumbuhan PMII sangat cepat, terutama dengan migrasi besar-besaran mahasiswa tradisionalis ke dalamnya. Pada akhir 1960-an, anggota PMII sudah mencapai ribuan, didominasi oleh mahasiswa dari IAIN. Organisasi ini berkembang pesat, dengan pertemuan besar di Yogyakarta pada 1961 dan 1963 menunjukkan keberhasilannya menjangkau berbagai wilayah di Indonesia.Iklan

PMII terlibat dalam berbagai kegiatan politik nasional, termasuk peralihan dari Orde Lama ke Orde Baru dan penolakan terhadap PKI. Namun, ketergantungan pada NU membuatnya kurang independen secara organisatoris dan politis. Pada 1972, PMII memutuskan untuk melepaskan diri dari politik praktis dengan mendeklarasikan dirinya sebagai organisasi independen, dan bergabung dengan Kelompok Cipayung pada tahun 1974.Meskipun terpengaruh oleh kebijakan pemerintah Orde Baru, PMII tetap teguh sebagai organisasi mahasiswa Islam yang aktif dalam pembangunan bangsa dan negara, serta menjaga nilai-nilai demokrasi dan toleransi. Meskipun terkena depolitisasi Islam pada masa itu, PMII terus beradaptasi dan tetap menjadi kekuatan penting dalam gerakan perjuangan, kaderisasi, dan pemberdayaan civil society, serta menjadi ruang bagi perumusan gagasan keagamaan yang progresif.Pilihan Editor: Temui Presiden Jokowi PB PMII Berharap Pemilih Muda Tidak Hanya Jadi Gimik dalam Pemilu 2024

Tokoh

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Negara

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi