Jakarta –
Hubungan seksual, bagi banyak pasangan suami istri merupakan aspek yang penting untuk menjaga keharmonisan rumah tangga.
Namun, dalam beberapa kondisi, aktivitas seksual bisa saja terhenti. Banyak faktor yang melatarbelakangi, seperti masalah kesehatan, pertengkaran, atau kesibukan.
Dikutip dari WebMD dan Medical News Today, pasutri yang lama tidak bercinta bisa mendapatkan efek samping yang kurang baik bagi kesehatan. Lalu, apa saja yang terjadi pada tubuh ketika seseorang lama tak melakukan aktivitas seksual?
1. Gampang Stres
Mereka yang berhenti berhubungan seks akan kehilangan ‘hubungan’ dengan pasangannya. Ini bisa berdampak kepada suasana hati, sehingga kehilangan dukungan untuk mengelola stres sehari-hari.
2. Sistem Imun Melemah
Seks secara teratur dapat membantu tubuh melawan penyakit, sehingga tidak akan mudah terserang flu atau sejenisnya. Melalui penelitian, mereka yang rutin berhubungan seks memiliki kadar antibodi imunoglobulin A yang lebih tinggi.
3. Hubungan Kurang Harmonis
Pasangan yang memiliki jadwal seksual kurang teratur dapat membuat hubungan menjadi renggang dan kurang harmonis. Pasalnya, seks yang teratur dapat membantu merasa dekat secara emosional dengan pasangan, yang membuka peluang untuk komunikasi yang lebih baik.
4. Lebih Berisiko Kanker Prostat
Hubungan antara seks dan kanker prostat masih pro dan kontra. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa laki-laki yang jarang ejakulasi memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker prostat.
Sebuah penelitian besar yang dilakukan pada 30.000 pria menemukan mereka yang mengalami lebih dari 21 kali ejakulasi dalam sebulan memiliki risiko kanker prostat yang lebih rendah dibanding mereka yang hanya ejakulasi empat hingga tujuh kali sebulan.
Pasangan yang frekuensi berhubungan seksualnya menurun atau bahkan berhenti, dapat menurunkan daya ingat. Seseorang mungkin akan menjadi lebih pelupa.
Seks teratur dapat membantu meningkatkan daya ingat, terlebih bagi mereka yang berusia antara 50-89 tahun.
6. Sulit Tidur
Seks diketahui dapat melepaskan hormon untuk membantu tidur nyenyak. Hormon seperti prolaktin dan oksitosin diketahui berperan untuk meningkatkan kualitas tidur seseorang.
(dpy/naf)