Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menilai industri penyiaran masih menarik bagi investor. Terlebih, terdapat teknologi baru seperti 5G broadcast dan Integrated Broadband Broadcast.
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria mengatakan pasca analog switch off masuk ke digital industri penyiaran masih menarik bagi investor.
Salah satu yang akan menjadi daya tarik investor, kata Nezar, karena adanya teknologi baru yang bakal mendukung industri penyiaran.
“Masih cukup menarik ya, masih cukup menarik karena ada sejumlah teknologi nanti yang akan masuk,” kata Nezar saat ditemui di Jakarta, Rabu (6/11/2024).
Nezar menuturkan bahwa teknologi tersebut adalah Integrated Broadband Broadcast (IBB) dan 5G Broadcast.
Pada teknologi 5G Broadcast tersebut, Nezar menyebut smartphone atau ponsel pintar yang dimiliki masyarakat bisa langsung menerima sinyal transmisi dari televisi langsung ke smartphone.
“Jadi smartphone kita bisa berfungsi seperti halnya televisi,” ujarnya.
Kemudian untuk Integrated Broadband Broadcast atau IBB, Nezar menjelaskan bahwa teknologi ini dapat menyatukan antara siaran terestrial dengan digital ataupun internet.
“Ya 5G dalam proses untuk pengembangan dan perluasan ya koneksi 5G mungkin dalam waktu 2-3 tahun kita coba kejar 5G lebih banyak,” ucap Nezar.
Adapun, berdasarkan laporan LPEM UI tahun 2023 pendapatan penyiaran nasional diproyeksikan bakal mencapai Rp109,6 triliun pada tahun 2027. Nilai ini naik sekitar 20,57% dibandingkan pendapatan tahun 2022 yang hanya mencapai Rp90,9 triliun.
Nezar menuturkan, pertumbuhan ini diperkirakan akan berpengaruh secara signifikan pada output ekonomi industri hingga Rp155 triliun pada 2027.
Selain itu, pertumbuhan ini disinyalir juga akan berkontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia mencapai Rp97,5 triliun pada 2027. Selain itu, ada juga potensi penyerapan tenaga kerja hingga 616 ribu pekerja di tahun 2027.