55% Korporasi RI Mulai Lirik Biometrik untuk Perkuat Keamanan

55% Korporasi RI Mulai Lirik Biometrik untuk Perkuat Keamanan

Bisnis.com, JAKARTA — G4S, perusahaan penyedia layanan dan fasilitas keamanan multinasional, mengungkap korporasi di Tanah Air bakal mulai mengadopsi sistem keamanan biometrik untuk memperketat sistem keamanan. 

Dalam laporan bertajuk World Security Report 2025, yang melibatkan 2.352 Chief Security Officer (CSO) di 31 negara, terungkap bahwa 55% perusahaan di Indonesia akan menerapkan biometrik sebagai teknologi kontrol akses. Angka ini lebih tinggi dari rata-rata global yang mencapai 40%. 

Managing Director G4S Indonesia Achmad Kosasih mengatakan pemanfaatan biometrik di perusahaan umumnya digunakan untuk kontrol akses dan verifikasi identitas. 

Perusahaan memanfaatkan teknologi dan kecerdasan buatan (AI) dengan sempurna untuk membebaskan petugas keamanan agar dapat menangani tugas-tugas yang lebih menantang, seperti analisis tingkat tinggi dan tugas respons kritis.

“Perusahaan tidak memandang AI sebagai pengganti petugas keamanan, melainkan sebagai alat analitis dan penasihat yang dapat meningkatkan dan melengkapi kemampuan manusia,” kata Achmad kepada Bisnis, Jumat (21/11/2025). 

Achmad menambahkan menurut laporan keamanan dunia, 71% perusahaan di Indonesia berencana meningkatkan anggaran keamanan fisik mereka dalam satu tahun ke depan. Prioritas anggaran utama mereka adalah melakukan asesmen risiko keamanan dan analisis intelijen ancaman.

Kemudian, lebih dari setengah pimpinan keamanan di Indonesia menyatakan bahwa meningkatkan deteksi ancaman untuk mencegah insiden keamanan adalah prioritas utama mereka untuk ditingkatkan dalam setahun ke depan. 

Hal ini menegaskan bahwa semakin banyak perusahaan ingin mengambil pendekatan keamanan yang proaktif, bukan hanya reaktif.

Namun, kata Achmad, penting untuk ditekankan bahwa investasi saja tidak cukup. Eksekusi sama pentingnya, terutama ketika memperkenalkan teknologi baru. 

“Petugas keamanan harus mendapatkan pelatihan yang memadai agar mereka merasa nyaman menggunakan teknologi tersebut, memahami tujuannya, dan mendukung penerapannya,” kata Achmad. 

Achmad menambahkan faktor utama yang mendorong adopsi teknologi keamanan baru di Indonesia adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas tim keamanan.

AI menjadi salah satu teknologi yang akan banyak dilibatkan karena kemampuan untuk menganalisis data dari berbagai sudut. 

“Dalam beberapa tahun ke depan, kita dapat melihat perusahaan memanfaatkan wawasan mendalam AI secara lebih luas untuk membuat operasional keamanan mereka semakin kuat,” kata Achmad.