Pemerintah mulai menggelar program Makan Bergizi Gratis (MBG) perdana pada Senin 6 Januari 2025. Di mana, program ini salah satu yang menjadi jargon dan andalan pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Rita Sugiarti (35) melangkahkan kaki dari rumahnya menuju ke salah satu dapur milik Mitra Yayasan Gerakan Solidaritas Nasional yang terletak di Kampung Kebayunan RT 04 RW 08, Tapos kecamatan Tapos Kota Depok, Jawa Barat.
Dapur itu merupakan mitra dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), Kota Depok yang ditugaskan untuk memproduksi Makanan Bergizi Gratis (MBG), sebuah program prioritas yang digagas di Pemerintahan Prabowo-Gibran.
Rita keluar pada pukul sembilan malam, saat sebagian besar warga masih terlelap dalam tidur. Gelapnya malam tak menggerus semangat Rita untuk memulai rutinitas baru. Malam itu adalah awal dari sebuah tekad Rita untuk mengubah perekonomian keluarga.
“Berangkat semalam jam 9 malam, balik lagi masih meraba, makanya kita jam 9 karena takut gak kekejar buat pagi,” ujar Rita kepada Liputan6.com di lokasi, Senin (6/1/2025).
Rita adalah salah satu warga yang diberdayakan untuk menjadi juru kemas dalam program Makan Bergizi Gratis.
Rita menyiapkan paket makanan dengan hati-hati. Karena baginya, menjaga sterilisasi makanan menjadi hal yang paling utama. Karena itu, Rita dibekali pelbagai pelengkapan oleh atasan tempatnya bekerja.
“Kita harus steril namanya bikin makan sehat bergizi buat anak sekolah,” ucap dia.
Bergabung Rita di dapur ini dimulai dari lowongan pekerjaan yang diumumkan oleh Ketua RT setempat pada November 2024. Saat itu, Ketua RT menawarkan kesempatan bagi warga untuk bekerja agar mendapatkan penghasilan tambahan.
“Admin di sini nyari warga sekitar buat bekerja katanya biar punya penghasilan. Akhirnya dari RT kasih tahu warga, ada gak yang mau,” ujar Rita.
“Saya mau,” timpal Rita lagi.
Rita yang sehari-harinya hanya mengurus keluarga, merasa tawaran ini adalah sebuah peluang yang tidak boleh disia-siakan begitu saja.
“Saya tertarik. Tak hanya untuk mencari penghasilan tambahan, tapi juga untuk mengenal orang baru,” ujar Rita.
Tanpa banyak pertimbangan, Rita menyiapkan berkas-berkas yang dibutuhkan sebagai syarat mendaftar. Menurut dia, prosesnya terbilang sederhana dan tanpa dipungut biaya sepeserpun.
“Masuknya gratis,” ujar dia.
Rita hanya membawa kartu identitas dan Kartu Keluarga serta mengisi formulir, ia sudah resmi menjadi bagian dari proyek besar ini.
“Masuknya gratis, tanpa biaya sama sekali. Ketua RT cuman kasih tahu aja, daftar tetap ke sini. Kita isi data pribadi kita lulusan apa dan gimana,” kata Rita.
Rita kemudian membagi waktunya dengan bijaksana. Suaminya, Doddy Safrudin (37), selalu memberikan dukungan penuh.
“Suami intinya terserah, kamu yang menjalani asal tidak terbebani dan terbengkalai urus anak kan,” ujar dia.