Jakarta: Sebagian besar bahasa di dunia telah berkembang selama berabad-abad, bahkan ribuan tahun. Namun, beberapa bahasa ternyata baru muncul dalam beberapa dekade terakhir, menjadikannya “bahasa termuda” di dunia.
Menariknya, beberapa bahasa ini jauh lebih muda daripada Indonesia yang merdeka pada tahun 1945. Berikut adalah empat bahasa termuda di dunia yang menarik untuk disimak.
1. Light Warlpiri (1980-an)
Light Warlpiri adalah bahasa yang muncul di Australia dan saat ini digunakan oleh sekitar 350 orang. Bahasa ini merupakan gabungan dari tiga bahasa induk: Warlpiri, Kriol, dan Bahasa Inggris Australia.
Light Warlpiri pertama kali didokumentasikan pada 1980-an oleh Carmel O’Shannessy, seorang ahli bahasa dari University of Michigan. Uniknya, sebagian besar penuturnya berusia di bawah 40 tahun, menjadikannya bahasa yang masih sangat muda.
2. Esperanto (1887)
Esperanto adalah bahasa buatan internasional yang diciptakan oleh L. L. Zamenhof, seorang dokter mata, pada tahun 1887. Bahasa ini dirancang untuk menjadi bahasa netral yang dapat digunakan oleh semua orang untuk komunikasi internasional.
Esperanto kini digunakan oleh sekitar 30.000 hingga 180.000 orang di seluruh dunia, terutama di Eropa, Asia Timur, dan Amerika Selatan. Meskipun usianya baru sekitar 137 tahun, Esperanto telah menjadi simbol persatuan dan perdamaian global.
3. Lingala (Sekitar 1900)
Lingala adalah bahasa yang berkembang dari bahasa Bobangi di wilayah Kongo sekitar tahun 1900. Bahasa ini awalnya muncul karena kebutuhan komunikasi dalam perdagangan sepanjang Sungai Kongo.
Saat ini, Lingala digunakan oleh sekitar 40 juta orang, dengan 15 juta di antaranya adalah penutur asli. Meski relatif muda, Lingala telah menjadi salah satu bahasa utama di Republik Demokratik Kongo.
4. Gooniyandi (1980-an)
Gooniyandi adalah bahasa yang digunakan oleh sekitar 100 orang di Fitzroy Crossing, Australia Barat. Bahasa ini baru muncul pada 1980-an dan saat ini dianggap sebagai bahasa yang terancam punah.
Anak-anak di komunitas ini lebih sering belajar bahasa Kriol, sehingga Gooniyandi perlahan mulai ditinggalkan. Untuk melestarikannya, beberapa program telah diluncurkan untuk mengajarkan Gooniyandi di sekolah-sekolah setempat.
Bahasa-bahasa termuda di dunia ini mencerminkan dinamika budaya, perdagangan, dan upaya manusia untuk menciptakan cara baru berkomunikasi.
Light Warlpiri dan Gooniyandi menunjukkan evolusi bahasa di komunitas kecil, sementara Esperanto dan Lingala mencerminkan kebutuhan komunikasi lintas budaya.
Keempat bahasa ini memberikan gambaran menarik tentang bagaimana bahasa terus berkembang, bahkan di era modern.
Baca Juga:
Mengenal Lebih Dekat dengan Dialek dan Logat, Ciri-Ciri dan Perbedaannya
Jakarta: Sebagian besar bahasa di dunia telah berkembang selama berabad-abad, bahkan ribuan tahun. Namun, beberapa bahasa ternyata baru muncul dalam beberapa dekade terakhir, menjadikannya “bahasa termuda” di dunia.
Menariknya, beberapa bahasa ini jauh lebih muda daripada Indonesia yang merdeka pada tahun 1945. Berikut adalah empat bahasa termuda di dunia yang menarik untuk disimak.
1. Light Warlpiri (1980-an)
Light Warlpiri adalah bahasa yang muncul di Australia dan saat ini digunakan oleh sekitar 350 orang. Bahasa ini merupakan gabungan dari tiga bahasa induk: Warlpiri, Kriol, dan Bahasa Inggris Australia.
Light Warlpiri pertama kali didokumentasikan pada 1980-an oleh Carmel O’Shannessy, seorang ahli bahasa dari University of Michigan. Uniknya, sebagian besar penuturnya berusia di bawah 40 tahun, menjadikannya bahasa yang masih sangat muda.
2. Esperanto (1887)
Esperanto adalah bahasa buatan internasional yang diciptakan oleh L. L. Zamenhof, seorang dokter mata, pada tahun 1887. Bahasa ini dirancang untuk menjadi bahasa netral yang dapat digunakan oleh semua orang untuk komunikasi internasional.
Esperanto kini digunakan oleh sekitar 30.000 hingga 180.000 orang di seluruh dunia, terutama di Eropa, Asia Timur, dan Amerika Selatan. Meskipun usianya baru sekitar 137 tahun, Esperanto telah menjadi simbol persatuan dan perdamaian global.
3. Lingala (Sekitar 1900)
Lingala adalah bahasa yang berkembang dari bahasa Bobangi di wilayah Kongo sekitar tahun 1900. Bahasa ini awalnya muncul karena kebutuhan komunikasi dalam perdagangan sepanjang Sungai Kongo.
Saat ini, Lingala digunakan oleh sekitar 40 juta orang, dengan 15 juta di antaranya adalah penutur asli. Meski relatif muda, Lingala telah menjadi salah satu bahasa utama di Republik Demokratik Kongo.
4. Gooniyandi (1980-an)
Gooniyandi adalah bahasa yang digunakan oleh sekitar 100 orang di Fitzroy Crossing, Australia Barat. Bahasa ini baru muncul pada 1980-an dan saat ini dianggap sebagai bahasa yang terancam punah.
Anak-anak di komunitas ini lebih sering belajar bahasa Kriol, sehingga Gooniyandi perlahan mulai ditinggalkan. Untuk melestarikannya, beberapa program telah diluncurkan untuk mengajarkan Gooniyandi di sekolah-sekolah setempat.
Bahasa-bahasa termuda di dunia ini mencerminkan dinamika budaya, perdagangan, dan upaya manusia untuk menciptakan cara baru berkomunikasi.
Light Warlpiri dan Gooniyandi menunjukkan evolusi bahasa di komunitas kecil, sementara Esperanto dan Lingala mencerminkan kebutuhan komunikasi lintas budaya.
Keempat bahasa ini memberikan gambaran menarik tentang bagaimana bahasa terus berkembang, bahkan di era modern.
Baca Juga:
Mengenal Lebih Dekat dengan Dialek dan Logat, Ciri-Ciri dan Perbedaannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Medcom.id
(WAN)