Mojokerto (beritajatim.com) – Sebanyak 13 warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Mojokerto resmi diwisuda sebagai santri Program Pembinaan At-Taubah setelah menuntaskan pembelajaran Kitab Al-Imrithi. Prosesi wisuda yang berlangsung khidmat ini menjadi momentum penting bagi para warga binaan dalam menapaki perubahan menuju pribadi yang lebih baik.
Kegiatan wisuda tersebut dirangkai dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, bekerja sama dengan Pondok Pesantren (Ponpes) An-Nur Darul Az-Zahro, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo. Acara diawali dengan pembacaan sholawat banjari oleh grup rebana warga binaan, menghadirkan suasana religius dan penuh rasa syukur di aula lapas.
Prosesi wisuda dilakukan secara simbolis dengan pemakaian selempang dan penyerahan piagam kepada 13 santri yang telah menuntaskan pelajaran nahwu dari Kitab Al-Imrithi, salah satu rujukan klasik dalam memahami tata bahasa Arab. Doa bersama mengakhiri rangkaian kegiatan, sebagai bentuk harapan agar ilmu yang diperoleh membawa keberkahan.
Sebanyak 13 warga binaan Lapas Kelas IIB Mojokerto diwisuda sebagai santri Program Pembinaan At-Taubah. [Foto ; ist]Kepala Lapas (Kalapas) Kelas IIB Mojokerto, Rudi Kristiawan menyampaikan apresiasi dan rasa bangga kepada para warga binaan yang berhasil menyelesaikan pembelajaran tersebut. Menurutnya, keberhasilan tersebut merupakan bukti nyata bahwa program pembinaan di Lapas mampu menumbuhkan semangat belajar dan perubahan positif di kalangan warga binaan.
“Wisuda ini bukan hanya simbol kelulusan, tetapi juga wujud tekad untuk memperbaiki diri. Kami berharap para santri At-Taubah dapat menjadi teladan dan menjadikan ilmu agama sebagai bekal hidup ketika kembali ke masyarakat,” ungkapnya.
Sementara itu, pimpinan Ponpes An-Nur Darul Az-Zahro memberikan tausiyah dan motivasi kepada para santri. Ia menegaskan bahwa tidak ada kata terlambat untuk belajar dan bertaubat. “Belajar agama di mana pun adalah jalan menuju kebaikan. Para santri di lapas ini membuktikan bahwa keinginan untuk berubah selalu terbuka bagi siapa pun,” tuturnya.
Wisuda Santri Kitab Al-Imrithi Angkatan II ini menjadi bagian dari upaya pembinaan keagamaan yang berkelanjutan di Lapas Kelas IIB Mojokerto. Melalui program tersebut, warga binaan tidak hanya diajarkan ilmu agama, tetapi juga ditanamkan nilai moral, kedisiplinan, dan tanggung jawab spiritual.
Dengan semangat baru pascawisuda, para santri diharapkan mampu mengamalkan ilmu yang diperoleh dan menjadi pribadi yang lebih baik, sehingga ketika kembali ke masyarakat kelak, mereka dapat berkontribusi secara positif dan menjadi contoh perubahan yang nyata. [tin/but]
