1.200-an Pesilat Perebutkan Piala Sultan Hamengku Buwono X di Kejurnas Silat Perisai Diri antar-Pelajar

21 December 2023, 18:52

LEBIH dari 1.200 pesilat dari 274 sekolah yang berasal dari 39 kabupaten/kota yang tersebar di 15 provinsi, berlaga di Kejurnas Silat Perisai Diri antar-Pelajar VII yang digelar di GOR Indoor Stadium, Benteng, Tangerang, Banten, 19-23 Desember 2023. Kejurnas itu memperebutkan Piala Sultan Hamengku Buwono X, KGPAA Pakualam IX, dan KGPAA Paku Alam X.

Para pesilat dari tingkat SD, SMP, dan SMA itu berdatangan dari Maumere, Ngada di NTT; NTB, Bali, Kalimantan, Sumatra, dan seluruh provinsi di Jawa. Mereka akan berlaga di nomor pertarungan bebas versi Ikatan Pencak Silat Indonesia, nomor versi Perisai Diri, seni tunggal IPSI, dan solo kreatif.

Kejuaraan itu dibuka secara resmi oleh Ketua Umum Perisai Diri Dwi Soetjipto pada Rabu malam (20/12). “Saya berharap dari para pelajar ini nanti akan lahir para pesilat yang mampu membawa harum nama Indonesia di arena SEA Games, Asian Games, dan kejuaraan dunia pencak silat. Lewat silat kita memupuk rasa kekeluargaan dan persaudaraan,” kata Dwi Soetjipto.

Sementara itu Ketua Panitia Penyelenggara Am Ardi Triasa menjelaskan, “Lewat kejurnas ini kami berusaha memberikan ruang kepada para pesilat SD, SMP, dan SMA untuk mengembangkan prestasi di bidang silat.”

“Kami juga berharap mereka memaksimalkan waktu liburan dengan kegiatan positif. Dengan menjadi pemenang di setiap kategori, maka mereka akan memiliki peluang meraih mimpinya mendapatkan sekolah atau kampus yang mereka inginkan melalui jalur prestasi,” imbuh Am Ardi.

Sepanjang Rabu pagi hingga sore berlangsung pertandingan babak penyisihan. Tim-tim kuat berasal dari sekolah-sekolah NTT, dan Bali. Para pesilat itu sudah tiba di Tangerang sejak dua hari lalu. Para pesilat dari NTT ada yang berangkat naik kapal laut sejak 9 Desember lalu.

“Kami berlayar dari Ende menuju Makassar lebih dulu. Membawa 10 pesilat. Kemudian dari Makassar ke Surabaya, dari Surabaya ke Tanjung Priok Jakarta. Perjalanan laut seminggu agar kami bisa terjun di kejurnas ini,” kata Iwan Langkamau, sang pelatih.

Sementara Dewa Astawa dari Gianyar Bali mengajak 46 muridnya berjuang di arena kejurnas ini. “Kami naik bus. Semangat untuk bertemu sesama saudara silat membuat kami selalu ikut kejurnas,” katanya.

Hal senada juga diungkapkan Yuharmen, pelatih dari Padang, Sumatra Barat maupun Benny, pelatih dari Palembang. Mereka mempersiapkan para muridnya untuk bertanding di Tangerang. “Jalan darat naik bus dari Padang. Lelah? Itu pasti. Namun kami sudah bertekad untuk tampil maksimal,” kata Yuharmen. (RO/S-3)

LEBIH dari 1.200 pesilat dari 274 sekolah yang berasal dari 39 kabupaten/kota yang tersebar di 15 provinsi, berlaga di Kejurnas Silat Perisai Diri antar-Pelajar VII yang digelar di GOR Indoor Stadium, Benteng, Tangerang, Banten, 19-23 Desember 2023. Kejurnas itu memperebutkan Piala Sultan Hamengku Buwono X, KGPAA Pakualam IX, dan KGPAA Paku Alam X.

Para pesilat dari tingkat SD, SMP, dan SMA  itu berdatangan dari Maumere, Ngada di NTT; NTB, Bali, Kalimantan, Sumatra, dan seluruh provinsi di Jawa. Mereka akan berlaga di nomor pertarungan bebas versi Ikatan Pencak Silat Indonesia, nomor versi Perisai Diri, seni tunggal IPSI, dan solo kreatif.

Kejuaraan itu dibuka secara resmi oleh Ketua Umum Perisai Diri Dwi Soetjipto pada Rabu malam (20/12). “Saya berharap dari para pelajar ini nanti akan lahir para pesilat yang mampu membawa harum nama Indonesia di arena SEA Games, Asian Games, dan kejuaraan dunia pencak silat. Lewat silat kita memupuk rasa kekeluargaan dan persaudaraan,” kata Dwi Soetjipto.

Sementara itu Ketua Panitia Penyelenggara Am Ardi Triasa menjelaskan, “Lewat kejurnas ini kami berusaha memberikan ruang kepada para pesilat SD, SMP, dan SMA untuk mengembangkan prestasi di bidang silat.”

“Kami juga berharap mereka memaksimalkan waktu liburan dengan kegiatan positif. Dengan menjadi pemenang di setiap kategori, maka mereka akan memiliki peluang meraih mimpinya mendapatkan sekolah atau kampus yang mereka inginkan melalui jalur prestasi,” imbuh Am Ardi.

Sepanjang Rabu pagi hingga sore berlangsung pertandingan babak penyisihan. Tim-tim kuat berasal dari sekolah-sekolah NTT, dan Bali. Para pesilat itu sudah tiba di Tangerang sejak dua hari lalu. Para pesilat dari NTT ada yang berangkat naik kapal laut sejak 9 Desember lalu.

“Kami berlayar dari Ende menuju Makassar lebih dulu. Membawa 10 pesilat. Kemudian dari Makassar ke Surabaya, dari Surabaya ke Tanjung Priok Jakarta. Perjalanan laut seminggu agar kami bisa terjun di kejurnas ini,” kata Iwan Langkamau, sang pelatih.

Sementara Dewa Astawa dari Gianyar Bali mengajak 46 muridnya berjuang di arena kejurnas ini. “Kami naik bus. Semangat untuk bertemu sesama saudara silat membuat kami selalu ikut kejurnas,” katanya.

Hal senada juga diungkapkan Yuharmen, pelatih dari Padang, Sumatra Barat maupun Benny, pelatih dari Palembang. Mereka mempersiapkan para muridnya untuk bertanding di Tangerang. “Jalan darat naik bus dari Padang. Lelah? Itu pasti. Namun kami sudah bertekad untuk tampil maksimal,” kata Yuharmen. (RO/S-3)