Jakarta, Beritasatu.com – Zakat fitrah merupakan jenis zakat yang wajib dibayar oleh umat muslim di bulan Ramadan. Menurut para ulama, zakat fitrah yang harus dikeluarkan oleh seseorang adalah sebesar satu sha’ atau setara dengan 2,5 kg makanan pokok.
Makanan pokok pada setiap wilayah tentunya berbeda, sehingga zakat fitrah tersebut dapat disesuaikan dengan makanan pokok di wilayah masing-masing. Masyarakat Indonesia biasanya menggunakan nasi yang diolah dari beras sebagai makanan pokok.
Namun, tidak sedikit pula orang-orang yang memilih bayar zakat dengan uang. Lantas, beras atau uang yang lebih utama untuk bayar zakat fitrah? Simak penjelasannya berikut ini.
Hukum Membayar Zakat Fitrah dengan Uang Tunai
Terdapat beberapa pendapat yang mendasari tentang hukum membayar zakat dengan uang tunai. Menurut Ulama Mazhab Malikiyah, Syafi’iyah, dan Hanabilah, membayar zakat fitrah dengan uang tunai hukumnya tidak diperbolehkan dan harus berupa makanan pokok setempat. Hal ini karena mengacu kepada sabda Rasulullah SAW dan para sahabat yang terbiasa membayar zakat fitrah dalam bentuk makanan.
Dalam sebuah hadis riwayat Imam Muslim dari Abu Sa’id, ia berkata: “Pada masa Nabi Muhammad SAW, kami membayar zakat fitrah sebanyak satu sha’ makanan, dan pada waktu itu makanan kami berupa kurma, gandum, anggur, dan keju”. (HR Muslim)
Sedangkan menurut pendapat Imam Hanafi, apabila seseorang mengeluarkan zakat fitrah berupa uang senilai dengan 1 sha’ gandum jenis tertentu atau setengah sha’ untuk jenis gandum hukumnya diperbolehkan.
Ibnu Taimiyah berpendapat, jika membayar zakat fitrah dengan uang senilai kadar zakat dan akan mendatangkan maslahat yang lebih besar dan lebih dibutuhkan kepada para mustahik, maka dibolehkan. Sebaliknya jika tidak ada kondisi yang mengharuskan itu, maka dianjurkan untuk tidak menggunakan uang tunai, sehingga lebih diutamakan dibandingkan dengan makanan pokok.
Makanan Pokok yang Dikeluarkan untuk Zakat Fitrah
Adapun jenis makanan yang boleh dikeluarkan sebagai alat pembayaran zakat fitrah, antara lain tepung terigu, kurma, kismis, gandum, iqht (sejenis keju kering), beras, jagung, ubi, dan sagu.
Apabila penduduk dalam suatu wilayah mengonsumsi salah satu dari jenis makanan tersebut, maka dibolehkan untuk bayar zakat fitrah menggunakan bahan makanan pokok sesuai wilayah masing-masing. Pada intinya, zakat fitrah wajib dibayar berupa makanan pokok dan menjadi yang paling utama.
