Xiaomi hingga Vivo Siap Tinggalkan Google Gara-Gara Perang Tarif AS

Xiaomi hingga Vivo Siap Tinggalkan Google Gara-Gara Perang Tarif AS

JAKARTA – Sejumlah produsen ponsel besar asal China dikabarkan tengah mempertimbangkan untuk meninggalkan ketergantungan mereka pada Google Mobile Services (GMS). Langkah ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China.

Dalam laporan yang belum dikonfirmasi, disebutkan bahwa perusahaan-perusahaan seperti OnePlus, Xiaomi, OPPO, dan Vivo sedang menyiapkan skenario alternatif jika hubungan dengan AS semakin memburuk. Meski demikian, mereka dikabarkan tetap akan menggunakan sistem operasi Android sebagai basis, hanya saja tanpa layanan Google.

Langkah ini bukan hal yang asing. Huawei telah lebih dulu merasakan dampak sanksi pemerintah AS yang membuat mereka kehilangan akses ke Google dan sejumlah teknologi penting lainnya. Sejak itu, Huawei mengembangkan ekosistemnya sendiri, HarmonyOS, bahkan versi terbarunya HarmonyOS NEXT sudah tidak lagi mendukung aplikasi Android sepenuhnya.

Produsen seperti Xiaomi disebut-sebut tengah menyiapkan sistem HyperOS 3 sebagai pondasi kemandirian mereka, sementara belum jelas apakah akan ada kolaborasi langsung antara para pemain besar tersebut.

Kekhawatiran Terhadap Sanksi AS

Ketegangan dagang antara AS dan China dimulai sejak era Presiden Donald Trump dan masih berlangsung hingga kini. Ancaman sanksi terhadap perusahaan teknologi China terus membayangi, dan para produsen ponsel tampaknya tak ingin bernasib sama seperti Huawei.

Dengan dominasi mereka di pasar, terutama di China, langkah kolektif dari Xiaomi, OPPO, Vivo, dan OnePlus bisa memberi dampak besar. Pada kuartal pertama 2025 saja, keempat perusahaan ini menyumbang dua pertiga dari total pengiriman ponsel di China. Secara global, Xiaomi, OPPO, dan Vivo juga berada di jajaran lima besar produsen smartphone dunia.

Meski langkah ini tampak logis, informasi yang beredar masih bersifat spekulatif. Tidak ada pernyataan resmi dari perusahaan-perusahaan terkait mengenai rencana meninggalkan Google. Namun dengan pengalaman Huawei, bukan hal mustahil jika mereka mulai menyiapkan “rencana cadangan” untuk berjaga-jaga.

Jika ketegangan geopolitik terus meningkat, kita bisa melihat perubahan besar dalam lanskap industri ponsel global. Ketergantungan pada ekosistem Google bisa saja mulai ditinggalkan, dan pasar akan menyaksikan lahirnya platform-platform baru dari Asia.