Jakarta –
Ruang operasi di masa depan mungkin akan melibatkan ahli bedah yang menggunakan headset Vision Pro dari Apple. Headset mixed reality ini sering digunakan dalam operasi, mengisyaratkan potensinya untuk menjadi praktik standar.
Sebuah perusahaan perangkat lunak, eXeX telah mengembangkan sebuah aplikasi untuk melakukan operasi-operasi besar tersebut.
Sebelumnya, pada sebulan yang lalu ada kisah dari London tentang asisten bedah yang menggunakan Vision Pro untuk merampingkan operasi. Sekarang, headset ini kembali menjadi sorotan setelah digunakan dalam operasi penggantian bahu yang dilakukan di Florida.
Berikut ini adalah bagaimana Vision Pro membantu operasi tersebut sebagaimana dilansir detikINET dari Gizmochina, Jumat (5/4/2024).
Untuk mengurangi kontak di area steril, dokter menerima pengaturan operasi, inventaris, dan panduan prosedur secara langsung melalui headset, sehingga tidak perlu menyentuh permukaan yang berpotensi mencemari di dalam ruang operasi yang steril.
Sedangkan untuk peningkatan efisiensi bedah, teknologi ini menyederhanakan akses ke informasi sehingga berpotensi menghasilkan prosedur yang lebih cepat dan efisien.
Di luar operasi khusus ini, sebuah perusahaan perangkat lunak perencanaan pra operasi, eXeX, telah mengembangkan aplikasi khusus untuk Vision Pro.
Aplikasi yang dinamai myMako ini dirancang untuk membantu ahli bedah yang melakukan penggantian pinggul, lutut, dan lutut parsial.
Menurut eXeX, teknologi ini dapat memberikan hasil yang lebih baik bagi pasien, termasuk mengurangi rasa sakit dan waktu pemulihan yang lebih singkat, dibandingkan dengan operasi penggantian sendi tradisional.
Dr. G. Russell Huffman dari Rothman Orthopedic Institute melakukan operasi penting yang menggunakan aplikasi myMako pada headset Vision Pro. Operasi tersebut dilakukan di Pusat Bedah AdventHealth di Orlando, Florida. eXeX telah membuat daftar manfaat utama dari kombinasi Vision Pro dan myMako.
Dokter bedah dapat mengakses informasi penting, pengaturan bedah, inventaris, dan panduan prosedural, secara langsung melalui headset dengan antarmuka holografik, sehingga tidak perlu melakukan kontak fisik dengan permukaan yang berpotensi terkontaminasi.
Platform ini memberikan data dan visualisasi kepada ahli bedah yang sebelumnya tidak tersedia, sehingga berpotensi meningkatkan keakuratan penggunaan peralatan dan alur kerja secara keseluruhan selama operasi.
Dengan potensi peningkatan efisiensi dan akurasi, teknologi ini dapat memberikan hasil yang lebih baik bagi pasien, termasuk berkurangnya rasa sakit dan waktu pemulihan yang lebih cepat.
(jsn/fay)