WHO Soroti Banjir Parah di Beberapa Negara Asia, Termasuk Indonesia

WHO Soroti Banjir Parah di Beberapa Negara Asia, Termasuk Indonesia

JAKARTA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyoroti bencana banjir parah yang melanda beberapa negara di Asia, termasuk Indonesia. Direktur Jenderal WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan pihaknya terus menjalin komunikasi intensif dengan pemerintah dan mitra kesehatan di wilayah terdampak untuk memastikan bantuan bisa diberikan secara cepat dan tepat sasaran.

Dalam pernyataan terbaru melalui akun X atau Twitter-nya, Dr. Tedros menyebut WHO telah melakukan koordinasi mendalam dengan Indonesia, Sri Lanka, Thailand, Vietnam, dan Malaysia. Negara-negara ini menghadapi banjir besar yang digambarkan sebagai salah satu peristiwa paling ekstrem dalam sejarah.

“Kami berkoordinasi erat dengan mitra di Indonesia, Sri Lanka, Thailand, Vietnam, dan Malaysia untuk memastikan dukungan yang diperlukan tersedia bagi respons terhadap banjir besar akibat siklon #Ditwah,” ungkap Dr. Tedros.

WHO kini menugaskan tim tanggap cepat (rapid response teams) ke negara-negara yang meminta bantuan. Selain itu, organisasi ini memperkuat sistem pengawasan penyakit untuk mencegah munculnya wabah dan memastikan layanan kesehatan penting tetap berjalan di daerah terdampak parah.

“Tim tanggap cepat sedang dikerahkan ke wilayah yang membutuhkan, pengawasan penyakit diperkuat, dan dukungan untuk layanan kesehatan esensial terus kami pastikan bagi masyarakat terdampak,” tambahnya.

Dr. Tedros juga menyampaikan rasa duka mendalam atas korban jiwa dan kerusakan luas yang ditimbulkan oleh banjir serta longsor di berbagai negara Asia.

“Kami menyampaikan belasungkawa terdalam kepada warga dan negara-negara yang kehilangan orang-orang terkasih atau terdampak oleh bencana ini,” kata Dr. Tedros.

Di Indonesia, Kementerian Kesehatan melaporkan warga terdampak banjir bandang dan longsor di Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara mulai mengalami berbagai masalah kesehatan.

Sumatera Barat mencatat jumlah keluhan demam paling tinggi dibanding provinsi lain yang terdampak. Dalam periode 25–29 November 2025, tercatat 376 laporan demam dari lima daerah: Pasaman, Pasaman Barat, Agam, Pesisir Selatan, dan Tanah Datar.

Keluhan kesehatan lain yang umum ditemukan meliputi 201 kasus nyeri otot, 120 kasus gatal-gatal, 118 gangguan pencernaan, 116 infeksi saluran pernapasan, 77 kasus hipertensi, 62 luka-luka, 46 sakit kepala, serta 40 kasus diare dan asma masing-masing.

Di Sumatera Utara, pola serupa terlihat. Kabupaten Tapanuli Selatan melaporkan 277 kasus demam, 151 kasus nyeri otot, 150 keluhan kulit gatal, 94 gangguan pencernaan, 96 infeksi saluran pernapasan, 75 hipertensi, 45 luka-luka, 23 sakit kepala, 23 diare, dan 3 kasus asma pada periode 25 November–1 Desember 2025.

Sementara itu, Aceh menunjukkan tren berbeda. Di Kabupaten Pidie Jaya, selama 25–30 November 2025, keluhan terbanyak adalah 35 kasus luka, diikuti 15 infeksi saluran pernapasan dan 6 kasus diare.