WHO: Kematian Akibat Konsumsi Alkohol 2,6 Juta Setiap Tahun, Mayoritas Renggut Nyawa Laki-laki

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – Organisasi kesehatan dunia atau WHO menyoroti tentang peningkatan angka kematian akibat konsumsi alkohol.

Disebutkan dalam laporan terbaru bahwa ada lebih dari 3 juta kematian tahunan akibat penggunaan alkohol dan narkoba, dimana sebagian besar terjadi pada laki-laki 

Sebanyak 2,6 juta kematian per tahun disebabkan oleh konsumsi alkohol, yaitu 4,7 persen dari seluruh kematian, dan 0,6 juta kematian disebabkan oleh penggunaan obat-obatan psikoaktif. 

Laporan tersebut menunjukkan bahwa sekitar 400 juta orang hidup dengan gangguan alkohol dan penggunaan narkoba secara global. 

Dari jumlah tersebut, 209 juta orang hidup dengan ketergantungan alkohol. 

“Penggunaan narkoba sangat merugikan kesehatan individu, meningkatkan risiko penyakit kronis, kondisi kesehatan mental, dan secara tragis mengakibatkan jutaan kematian yang dapat dicegah setiap tahunnya. Hal ini memberikan beban berat pada keluarga dan masyarakat, meningkatkan paparan terhadap kecelakaan, cedera, dan kekerasan,” kata Direktur Jenderal WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam keterangan resmi yang dikutip Rabu (26/6/2024). 

Melihat kondisi tersebut, pihaknya segera melakukan tindakan berani untuk mengurangi dampak negatif konsumsi alkohol terhadap kesehatan dan sosial serta membuat pengobatan untuk gangguan penggunaan narkoba dapat diakses dan terjangkau.

“Laporan ini menyoroti kebutuhan mendesak untuk mempercepat tindakan secara global menuju pencapaian target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) 3.5 pada tahun 2030 dengan mengurangi konsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang serta meningkatkan akses terhadap pengobatan berkualitas untuk gangguan penggunaan narkoba,” kata Tedros. 

Adapun tingkat kematian akibat konsumsi alkohol per liter alkohol yang dikonsumsi tertinggi terjadi di negara-negara berpendapatan rendah dan terendah di negara-negara berpendapatan tinggi.

Proporsi tertinggi (13 persen) kematian akibat alkohol pada tahun 2019 terjadi pada generasi muda berusia 20–39 tahun. 

Tren Konsumsi Alkohol Dunia

Tren konsumsi alkohol Total konsumsi alkohol per kapita pada populasi dunia sedikit menurun dari 5,7 liter pada tahun 2010 menjadi 5,5 liter pada tahun 2019. 

Tingkat konsumsi per kapita tertinggi pada tahun 2019 tercatat di WHO Wilayah Eropa (9,2 liter) dan Wilayah Amerika (7,5 liter). 

Tingkat konsumsi alkohol per kapita di kalangan peminum rata-rata berjumlah 27 gram alkohol murni per hari, atau setara dengan dua gelas anggur, dua botol bir (33cl) atau dua porsi minuman beralkohol (4cl).

Tingkat dan frekuensi minum ini dikaitkan dengan peningkatan risiko berbagai kondisi kesehatan serta kematian dan kecacatan terkait. 

Pada tahun 2019, 38 persen peminum saat ini pernah melakukan minuman keras secara episodik, yang didefinisikan sebagai mengonsumsi setidaknya 60 gram alkohol murni pada satu atau lebih kesempatan pada bulan sebelumnya – kira-kira setara dengan 4 atau 5 gelas anggur, botol bir, atau satu porsi.

Minum alkohol dalam jumlah banyak secara terus-menerus sangat umum terjadi di kalangan pria. 

Secara global, 23,5 persen dari seluruh remaja berusia 15-19 tahun adalah peminum alkohol. 

Tingkat konsumsi alkohol tertinggi terjadi pada kelompok usia 15-19 tahun di kawasan Eropa (45,9 persen) diikuti oleh Amerika (43,9 persen). 

Risiko kesehatan dari penggunaan alkohol

Konsumsi alkohol jadi penyebab dalam lebih dari 200 penyakit, cedera, dan kondisi kesehatan lainnya.

Namun, beban global penyakit dan cedera yang disebabkan oleh konsumsi alkohol hanya dapat dihitung pada 31 kondisi kesehatan berdasarkan bukti ilmiah yang tersedia mengenai peran penggunaan alkohol dalam perkembangan, kejadian, dan dampaknya.

Minum alkohol dikaitkan dengan risiko pengembangan penyakit tidak menular seperti penyakit hati, penyakit jantung, dan berbagai jenis kanker, serta kesehatan mental dan kondisi perilaku seperti depresi, kecemasan, dan gangguan penggunaan alkohol. 

Diperkirakan 474.000 kematian akibat penyakit kardiovaskular disebabkan oleh konsumsi alkohol pada tahun 2019.

Alkohol merupakan karsinogen dimana dapat meningkatkan risiko beberapa jenis kanker, termasuk kanker payudara, hati, kepala dan leher, esofagus, dan kolorektal.

Pada tahun 2019, 4,4 persen kanker yang didiagnosis secara global dan 401.000 kematian akibat kanker disebabkan oleh konsumsi alkohol. 

Konsumsi alkohol juga menimbulkan kerugian besar bagi orang lain, tidak hanya bagi orang yang mengonsumsi alkohol. 

Sebagian besar beban penyakit yang disebabkan oleh alkohol timbul dari cedera seperti kecelakaan lalu lintas. 

Pada tahun 2019, dari total 298.000 kematian akibat kecelakaan lalu lintas terkait alkohol, 156.000 kematian disebabkan oleh minuman keras orang lain.

Terdapat hubungan sebab akibat antara penggunaan alkohol dan kejadian atau akibat penyakit menular seperti tuberkulosis dan HIV. 

Konsumsi alkohol selama kehamilan meningkatkan risiko memiliki anak dengan kelainan spektrum alkohol janin (FASD), di mana juga berhubungan dengan cacat perkembangan dan cacat lahir. 

Konsumsi alkohol selama kehamilan juga dapat meningkatkan risiko komplikasi kelahiran prematur termasuk keguguran, lahir mati, dan kelahiran prematur. 

Dalam jangka panjang, tingkat konsumsi alkohol yang merugikan dan berbahaya dapat menyebabkan masalah sosial termasuk masalah keluarga, masalah di tempat kerja, masalah keuangan, dan pengangguran.